Puluhan siswi SLTA di Padang diberi edukasi hindari kekerasan dan higiene menstruasi saat bencana

id Poltekes Kemenkes, pengabdian

Puluhan siswi SLTA di Padang diberi edukasi hindari kekerasan dan higiene menstruasi saat bencana

Pembukaan sosialisasi dan edukasi tentang higiene menstruasi dan pencegahan kekerasan seksual yang dilaksanakan oleh tim dosen kebidanan Poltekes Kemenkes RI Padang. (ANTARA/Siri Antoni/22)

Padang (ANTARA) - Tim dosen program studi kebidanan Poltekes Kemenkes RI memberi edukasi tentang menghindari tindak kekerasan dan higiene menstruasi di saat bencana alam terjadi kepada puluhan siswi SLTA di Kota Padang, Sumatera Barat.

Kegiatan program Pengabdian Masyarakat Dosen Jurusan Kebidanan Poltekes Kemenkes RI itu, berlangsung di Gedung Baltekomik Disdik Sumbar, Jumat.

Acara dibuka Kepala Dinas Pendidikan Sumbar diwakili Kepala Bidang Guru dan Tenaga Kependidikan Suindra, S.Pd,.M.Pd, didampingi Ketua Tim Pengabdian Masyarakat Jurusan Kebidanan Kemenkes RI Mardiani Bebasari, S.Si.T., M.Keb dan tim Iin Prima Fitriah, S.Si.T. M.Keb.

Kepala Bidang Guru dan Tenaga Kependidikan Suindra dalam sambutan menyampaikan sangat mendukung program pengabdian yang digelar tim dosen Poltekes Kemenkes untuk memberi edukasi kepada siswa tingkat SLTA.

Menurut dia, program pengabdian seperti ini sangat singkron dengan program Dinas Pendidikan Provinsi yang punya program sekolah ramah anak dan anti kekerasan serta anti bully.

Sesuai dengan fakta-fakta yang berkembang pada kemajuan teknologi digital saat ini, mesti dibuat jarak anak didik dengan tindak kekerasan seksual.

Sebab, terjadi tindak kekerasan seksual karena anak remaja belum tahu permasalahan sosial tersebut.

Kemudian, kata dia, anak tingkat SLTP dan SLTA masih remaja belum tentu pula paham dan tahu dengan reproduksi.

Apalagi di Sumatera Barat atau Minangkabau pada umumnya di rumah masih agak tabuh terkait dengan reproduksi anak remaja masih agak tabuh di rumah.

"Bapak dan ibu serta keluarga gejala-gejala tentang reproduksi anak remaja jarang bahas. Maka anak-anak lebih lues untuk bertanya kepada guru-gurunya di sekolah," ujarnya.

Misalnya ada masalah tentang reproduksi anaknya di rumah, terkadang orangtua tidak tau atau anak remaja seusianya sudah menstruasi dan dia belum sehingga lebih suka bertanya ke gurunya dan ke orangtuanya jarang disampaikan.

"Kegiatan pengabdian masyarakat dilaksanakan dosen jurusan bidan ini cukup bagus demi untuk menyelamatkan anak-anak remaja ke depan,"ujarnya.

Pihaknya mendorong untuk dikembangkan lebih luas cakupannya karena tenaga pendidik juga tidak semuanya yang paham tentang reproduksi remaja tersebut.

"Bahkan kalau ada MoU, pihaknya siap untuk mendukung kegiatan pengabdian masyarakat untuk reproduksi remaja ini,"ucapnya.

Ketua Pengabdian Masyarakat Dosen Jurusan Kebidanan Mardiani Bebasari, S.Si.T., M.Keb

Ketua Pengabdian Masyarakat Dosen Jurusan Kebidanan Mardiani Bebasari, S.Si.T., M.Keb beri sambutan. (ANTARA/Siri Antoni/22)
menyampaikan kegiatan edukasi bagian dari program pengabdian kepada masyarakat yang sudah dilaksanakan sejak tahun 2021.

Dimana pada tahun lalu itu, ada sekitar 15 sekolah SMA/SMK yang dilibatkan siswa dan guru konseling. Sedangkan tahun ini untuk seluruh sekolah tingkat SLTA di Kota Padang, yang diambil peserta masing-masing sekolah sembilan orang siswinya.

"Kita berharap dengan perwakilan setiap SLTA yang mendapatkan edukasi ini bisa menyampaikan ke teman-teman sejawatnya di sekolah masing-masing,"katanya.

Tim sengaja mengangkat tema pengabdian masyarakat tentang penting buku saku higiene menstruasi dan pencegahan kekerasan seksual saat bencana, karena mengingat kondisi wilayah sendiri.

Mardiani mengatakan, Kota Padang merupakan daerah rawan bencana alam sehingga penting edukasi bagi remaja terkait dengan reproduksi.

Pihaknya ke depan, juga punya keinginan untuk memperluas jangkau program pengabdian masyarakat untuk siswa di daerah-daerah yang digaris pantai pesisir di Sumbar.

Namun tentunya, kata Dian, melihat kepada anggaran hibah yang diperoleh dari pemerintah pusat.

"Edukasi tentang reproduksi ini penting bagi remaja putri mengetahui langkah yang harus dipersiapkan ketika terjadi bencana,"ujarnya.

Iin Prima Fitriah, S.Si.T. M.Keb tim pengabdian sebagai pembicara menyampaikan materi tentang manajemen menstruasi dan cegah kekerasan saat terjadi bencana.

Dengan adanya pengetahuan tentang manajemen menstruasi sehingga tidak kesulitan bila terjadi bencana.

Sebab, ketika bencana terjadi dan datang menstruasi akan sulit mendapatkan perlengkapan sesuai dengan kebutuhan karena aktivitas masyarakat terganggu.

"Makanya penting tau manajemen ini bagi remaja putri, apa yang harus dipersiapkan, setidaknya dalam tiga hari saat terdampak bencana ada persiapan,"ujarnya.*