Bukittinggi (ANTARA) - Wako Bukittinggi, Sumatera Barat, Erman Safar mengungkap data yang dirilis statistik ekonomi keuangan daerah dan Bank Indonesia yang meningkat cukup signifikan pada 2022 ini.
"Alhamdulillah dari data yang ada, dapat dilihat terjadi peningkatan ekonomi masyarakat Kota Bukittinggi, kita di pemerintah kota, akan terus berupaya menyusun program yang mengarah pada peningkatan ekonomi masyarakat, kita memang kurangi kegiatan pembangunan fisik, karena lebih fokus pada program yang mengurangi beban masyarakat langsung,” kata Wako Erman Safar di Bukittinggi, Senin.
Erman Safar, menyampaikan kebanggaannya pada masyarakat Kota Bukittinggi karena pasca pandemi COVID-19, tingkat ekonomi masyarakat secara perlahan kembali membaik.
"Data yang tercatat pada statistik ekonomi keuangan daerah Sumatra Barat, Bank Indonesia, menunjukkan peningkatan yang cukup signifikan pada beberapa bulan terakhir, intinya bagaimana program prioritas kita arahkan pada peningkatan ekonomi masyarakat,” tegasnya.
Data tersebut dirilis dari statistik ekonomi keuangan daerah Sumatera Barat, Bank Indonesia dengan data uang simpanan masyarakat di Bukittinggi pada tahun 2017 sebesar Rp 4,07 Triliun.
Tahun 2018 meningkat menjadi Rp 4,35 Triliun, tahun 2019 kembali meningkat menjadi Rp 4,62 Triliun, tahun 2020 naik lagi menjadi Rp 4,63 Triliun dan tahun 2021 naik menjadi Rp 4,87 Triliun.
"Sedangkan kenaikan yang cukup signifikan terjadi pada tahun 2022, terhitung hingga bulan Mei 2022, uang simpanan masyarakat di Bukittinggi mencapai Rp 5,36 Triliun,” kata Kabag Perekenomian Setdako Bukittinggi, Ahda.
Ia menyebut untuk jumlah aktiva Bank dan BPR di Bukittinggi, juga mengalami kenaikan sejak lima tahun terakhir, pada tahun 2017, tercatat di angka Rp 5,44 Triliun, tahun 2018 naik ke angka Rp 5,88 Triliun.
Tahun 2019 naik lagi menjadi Rp 6,24 Triliun, naik lagi di tahun 2020 pada angka Rp 6,56 Triliun dan tahun 2021 naik ke angka Rp 7,14 Triliun.
"Peningkatan yang signifikan juga terjadi tahun 2022 ini, dimana hingga bulan Mei, jumlah aktiva Bank dan BPR di Bukittinggi, mencapai angka Rp 7,68 Triliun,” pungkasnya.