BPCB tampilkan 14 artefak di festival pamalayu
Pulau Punjung (ANTARA) - Balai Pelestarian Cagar Budaya (BPCB) Sumatera Barat (Sumbar) menampilkan 14 artefak pada Festival Pamalayu Kenduri Swarnabhumi 2022 di Kabupaten Dharmasraya, pada 18 sampai 23 Agustus 2022.
Koordinator Kelompok Kerja, Dokumentasi, dan Publikasi BPCB Sumbar, Ahmad Kusasi, di Pulau Punjung, Jumat, mengatakan koleksi dan artefak yang dipamerkan adalah yang memiliki kesinambungan dengan sejarah Dharmasraya.
"Kenapa berkesinambungan, seperti replika prasasti yang kita bawa ini ditemukan di Tanah Datar, replika ini ada kaitannya dengan Dharmasraya, ibaratnya hubungan antara hulu dan hilir," katanya.
Selain membawa artefak, kata dia BPCB Sumbar juga membawa 15 koleksi replika prasasti diantaranya terdiri dari Arca, bangunan peralatan, dan hiasan.
Menurut dia 14 artefak yang dipamerkan BPCB memiliki usia pertanggalan yang relatif antara abad 12 sampai 13. Namun untuk penemuannya ada yang di tahun 1997, 1999, dan terbaru 2019.
BPCB berharap pameran artefak dapat menjadi sarana edukasi bagi pengujung untuk mengetahui tentang sejarah peninggalan purbakala di Kabupaten Dharmasraya, kata dia.
"Sekaligus ini menjadi hak akses informasi bagi pengunjung khususnya masyarakat Dharmasraya, bahwasanya BPCB masih melestarikan dan menyimpan benda-benda seperti artefak yang menjadi sejarah Dharmasraya dimasa lalu," katanya.
Ia mengatakan pameran Artefak berlangsung selama gelaran festival pamalayu, dimana stand pameran dibuka mulai pukul 10.00 WIB-selesai.
Ia menambahkan selama pemeran berlangsung BPCB juga menyiapkan pemandu yang akan menjelaskan kepada pengunjung terkait artefak dan koleksi prasasti yang dipamerkan.
Sementara, Sekretaris Daerah Dharmasraya, Adlisman mengatakan Festival Pamalayu Kenduri Swarbhumi dengan tema "Keselarasan Alam Raya", di gelar di Komplek Candi Pulau Sawah, Nagari Siguntur, 18 sampai 23 Agustus 2022.
Adapun maksud tujuan dari gelaran tersebut diharapkan dapat menumbuhkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya menjaga alam, sebab setiap tindak-tanduk masyarakat harus memperhatikan keselarasan alam raya, jelas dia.
Ia mengatakan selama rangkaian festival akan dilakukan berbagai kegiatan, antara lain UMKM expo, pameran artefak, pameran museum adityawarman, parade masak makan tradisional.
Kemudian, permainan anak nagari, sekolah ekskavasi lapangan, seminar, lomba vlog, dan puisi, drama kolosal dara petak dan jingga, arung pamalayu susur sungai batanghari, dan kesenian tradisional.
Koordinator Kelompok Kerja, Dokumentasi, dan Publikasi BPCB Sumbar, Ahmad Kusasi, di Pulau Punjung, Jumat, mengatakan koleksi dan artefak yang dipamerkan adalah yang memiliki kesinambungan dengan sejarah Dharmasraya.
"Kenapa berkesinambungan, seperti replika prasasti yang kita bawa ini ditemukan di Tanah Datar, replika ini ada kaitannya dengan Dharmasraya, ibaratnya hubungan antara hulu dan hilir," katanya.
Selain membawa artefak, kata dia BPCB Sumbar juga membawa 15 koleksi replika prasasti diantaranya terdiri dari Arca, bangunan peralatan, dan hiasan.
Menurut dia 14 artefak yang dipamerkan BPCB memiliki usia pertanggalan yang relatif antara abad 12 sampai 13. Namun untuk penemuannya ada yang di tahun 1997, 1999, dan terbaru 2019.
BPCB berharap pameran artefak dapat menjadi sarana edukasi bagi pengujung untuk mengetahui tentang sejarah peninggalan purbakala di Kabupaten Dharmasraya, kata dia.
"Sekaligus ini menjadi hak akses informasi bagi pengunjung khususnya masyarakat Dharmasraya, bahwasanya BPCB masih melestarikan dan menyimpan benda-benda seperti artefak yang menjadi sejarah Dharmasraya dimasa lalu," katanya.
Ia mengatakan pameran Artefak berlangsung selama gelaran festival pamalayu, dimana stand pameran dibuka mulai pukul 10.00 WIB-selesai.
Ia menambahkan selama pemeran berlangsung BPCB juga menyiapkan pemandu yang akan menjelaskan kepada pengunjung terkait artefak dan koleksi prasasti yang dipamerkan.
Sementara, Sekretaris Daerah Dharmasraya, Adlisman mengatakan Festival Pamalayu Kenduri Swarbhumi dengan tema "Keselarasan Alam Raya", di gelar di Komplek Candi Pulau Sawah, Nagari Siguntur, 18 sampai 23 Agustus 2022.
Adapun maksud tujuan dari gelaran tersebut diharapkan dapat menumbuhkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya menjaga alam, sebab setiap tindak-tanduk masyarakat harus memperhatikan keselarasan alam raya, jelas dia.
Ia mengatakan selama rangkaian festival akan dilakukan berbagai kegiatan, antara lain UMKM expo, pameran artefak, pameran museum adityawarman, parade masak makan tradisional.
Kemudian, permainan anak nagari, sekolah ekskavasi lapangan, seminar, lomba vlog, dan puisi, drama kolosal dara petak dan jingga, arung pamalayu susur sungai batanghari, dan kesenian tradisional.