Bukittinggi (ANTARA) - Anggota DPRD Provinsi Sumatera Barat, Nofrizon kembali menyuarakan pendapatnya tentang kepemimpinan Wali Kota Bukittinggi Erman Safar, ia merasa etika pimpinan daerah Kota Wisata kurang bagus saat bertemu dengan Wakil Gubernur dan dirinya beberapa waktu lalu.
Nofrizon dari komisi V DPRD Sumbar Partai Demokrat mengatakan kekecewaannya setelah pertemuan langsung dengan Wali Kota Bukittinggi, Erman Safar di acara Ulang Tahun Perak SMA 4 Bukittinggi.
Ia mengatakan Wali Kota Bukittinggi, Erman Safar membicarakan Gubernur Sumbar Mahyeldi di hadapan Wakil Gubernur Audy Joinaldy dan terkesan meremehkan dirinya secara pribadi
"Wako menunjuk saya dan bilang "Oh ini yang Pak Nofrizon itu", ia juga mengatakan kecewa kepada Kepala Sekolah SMA 4 yang tidak mengundangnya jika ada Gubernur, ini menurut saya etika di mana, walau ia kurang bagus dengan Gubernur, jangan di depan Wakilnya diceritakan," kata Nofrizon, Jumat.
Menurutnya, itu satu kesalahan yang fatal karena posisi Gubernur adalah wakil pemerintah pusat di daerah.
"Ini kemana akalnya itu, menceritakan Gubernur di depan orang yang ramai, jiwa pemimpin itu hilang, nalarnya menjadi tidak ada, kalau begini seorang pemimpin jangan harap Kota Bukittinggi akan maju," katanya.
Nofrizon mengaku dirinya juga sedikit diancam dengan perkataan Wali Kota yang akan memindahkan istrinya yang merupakan ASN di Pemkot Bukittinggi.
"Wali Kota bilang, istri bapak anak buah saya, akan saya pindahkan, bagi saya dan istri itu tidak masalah, memang kami takut, tidak kok," katanya.
Ia juga menyoroti sikap Wali Kota yang tidak membangun kerjasama yang baik dengan Anggota DPRD Sumbar di daerah pemilihan Kota Bukittinggi.
"Masa dia bilang "Kumpulkan sajalah sama Bapak" ketika berbicara pokir anggota DPRD, itu bukan jawaban seorang kepala daerah, baru satu ini kepala daerah yang bersikap begini, biasanya santun baik dan memang membutuhkan bantuan kami di Provinsi, ini tidak," katanya.
Nofrizon juga tidak mempermasalahkan dirinya akan dihambat dalam urusan politik, ia merasa tidak melanggar hukum dan hanya bersuara untuk kepentingan warga Kota Bukittinggi sebagai daerah pemilihannya.
"Sebelumnya saya sengaja memasang spanduk besar imbauan agar Wali Kota dan Wali Kota Bukittinggi bersatu kembali, jika masih saja tidak ada kesatuan, saya akan tambah lagi spanduk besar di pusat kota," pungkasnya.
Wali Kota Bukittinggi, Erman Safar hingga saat ini belum memberikan jawabannya secara resmi dengan penuturan Nofrizon tersebut.