Capaian PAD dari objek wisata Harau di Limapuluh Kota masih rendah

id Capaian PAD limapuluhkota,Pariwisata limapuluh kota,Berita Limapuluh Kota,Berita sumbar,wisata Lembah Harau

Capaian PAD dari objek wisata Harau di Limapuluh Kota masih rendah

Kepala Dinas Pariwisata Pemuda dan Olahraga (Disparpora) Limapuluh Kota, Desri. (Antara/Akmal Saputra)

Sarilamak (ANTARA) - Capaian Pendapatan Asli Daerah (PAD) dari objek wisata Lembah Harau yang berada di Kabupaten Limapuluh Kota, Sumatera Barat masih Rp650 juta dari target yang ditetapkan Rp7,5 miliar.

Kepala Dinas Pariwisata Pemuda dan Olahraga (Disparpora) Limapuluh Kota, Desri di Sarilamak, Jumat mengatakan pada 2022 ini pihaknya dibebankan target PAD sebesar Rp7,5 miliar dan sampai Juni 2022 realisasinya baru Rp650 juta.

"Target Rp7,5 m itu ditetapkan sewaktu ada rencana Perda terkait kenaikan tiket masuk Harau Rp20.000, tapi sepertinya Perda itu batal dan sampai kini tiket masuk ke Harau masih tetap Rp5.000," katanya.

Ia mengatakan dengan tiket masuk ke objek wisata Harau yang masih tetap Rp5000 target Rp7,5 miliar akan sangat sulit untuk direalisasikan.

"Saya pun telah mengusulkan untuk perubahan target PAD. Pada 2021 lalu ketika tiket Rp5.000 dan target PAD Rp3,5 miliar, capaiannya hanya Rp1,1 miliar," ujarnya.

Meski mustahil untuk dapat mencapai target PAD yang sudah ditetapkan, pihaknya terus melakukan inovasi untuk dapat meningkatkan angka kunjungan dan dapat menghasilkan PAD yang lebih besar untuk daerah.

Diantara upaya yang dilakukan adalah penggunaan tiket elektronik untuk masuk ke Lembah Harau dan saat dilakukan uji coba tiket elektronik, pendapatan dari tiket masuk Lembah Harau meningkat sampai 100 persen.

"Selama seminggu uji coba terjadi peningkatan, misalnya dari Rp2 juta per hari jadi Rp4 juta. Ada peningkatan lebih dari 100 persen. Tapi akhir-akhir ini terjadi penurunan kembali ke angka Rp2 juta, bahkan ada yang di bawah itu seperti Rp1,4 juta," katanya.

Ia mengatakan pihaknya juga akan melakukan evaluasi untuk mengetahui penyebabnya, apakah karena jumlah pengunjung yang menurun atau karena disebabkan hal lain.

"Saya sebagai kepala dinas belum bisa mengambil keputusan, di mana masalahnya? Tapi yang jelas kita akan evaluasi lagi terkait penggunaan tiket elektronik karena di masa uji coba meningkatkan 100 persen dan kini kembali seperti biasa," kata dia.

Disampaikannya bahwa dari pemantauan di lapangan, sebagian besar pengunjung Lembah Harau masih memilih untuk menggunakan pembayaran tunai dibandingkan tiket elektronik.

"Sebagian besar pengunjung lebih suka membayar langsung daripada mengeluarkan kartu ATM. Kita memang memberikan pilihan, mau digesek atau manual," ujarnya.

Sementara itu Ketua DPRD Limapuluh Kota Deni Asra mengatakan capaian dari target PAD yang telah ditetapkan merupakan salah satu indikator kinerja Organisasi Perangkat Daerah (OPD).

"Apabila capaian PAD jauh dari target maka kinerja OPD tersebut patut dipertanyakan. Ini menunjukkan tidak ada inovasi dari OPD tersebut karena itu kepala harus melakukan evaluasi," kata dia.

Menurut Deni Asra, untuk membenahi Lembah Harau yang merupakan salah satu sumber utama PAD Limapuluh Kota diperlukan kerja-kerja serius yang komprehensif dengan melibatkan banyak pihak.

"Persoalan Lembah Harau ini sangat kompleks dan butuh kebijakan yang tidak parsial. Harus ada master plan dan langkah-langkah yang solutif dari permasalahan Lembah Harau," ujarnya.