Tim PORA: Dokumen pekerja asing tambang bijih besi di Air Bangis Pasbar lengkap
Simpang Empat (ANTARA) - Tim gabungan Pengawasan Orang Asing (PORA) Kabupaten Pasaman Barat, Sumatera Barat menemukan 24 orang tenaga kerja asing bekerja pada tambang bijih besi PT Gamindra Mitra Kesuma Poros Air Bangis.
"Kita langsung turun ke lokasi tambang dan memeriksa berkas dokumen tenaga kerja asing sebanyak 24 orang. Hasilnya semua dokumennya lengkap," kata Kepala Bidang Intelijen dan Penindakan Keimigrasian (Inteldakim) Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Sumbar R. Hartono usai meninjau lokasi tambang, Kamis.
Ia mengatakan operasi gabungan tim PORA ini diikuti oleh 25 orang yang terdiri dari unsur Imigrasi, TNI-POLRI, unsur pengawas tenaga kerja Sumbar, unsur Pemkab dari Dinas Tenaga Kerja, Kesbangpol dan Kecamatan serta dari unsur Kejaksaan Negeri Pasaman Barat dan unsur Badan Intelijen Negara Korda Pasaman Barat.
Menurutnya operasi gabungan ini merupakan kegiatan agenda rutin dalam rangka pengawasan aktifitas tenaga kerja asing yang ada di Pasaman Barat.
Ia menyebutkan kegiatan ini dimulai dari titik kumpul Kantor Kesatuan Bangsa Politik Pasaman Barat di Simpang Empat dilanjutkan dengan jalur darat ke pelabuhan Air Bangis.
Selanjutnya dengan menggunakan dua unit kapal laut menuju Pelabuhan Teluk Tapang dan dilanjutkan dengan kendaraan yang telah disiapkan menuju lokasi tambang bijih besi PT Gamindra Mitra Kesuma.
"Setelah diperiksa berkas dokumen masing-masing tenaga kerja itu maka semuanya lengkap," katanya.
Pelaksana harian Kepala Kesbangpol Pasaman Barat Yosmar Difia menambahkan kegiatan operasi gabungan berjalan dengan aman dan lancar.
Selain memeriksa dokumen tenaga kerja asing juga diperoleh jumlah tenaga kerja yang bekerja saat ini pada PT Gamindra Mitra Kesuma berjumlah 79 orang dengan komposisi 24 orang tenaga kerja asing, 55 orang tenaga kerja lokal yang 25 orang diantaranya berasal dari Air Bangis dan daerah sekitarnya.
"Kita ingin tenaga kerja asing yang bekerja benar-benar memiliki dokumen yang sah sehingga tidak menjadi masalah dikemudian hari," katanya.
Sementara itu Kepala Teknik Tambang (KTT) PT Gamindra Mitra Kesuma Alamsyah didampingi Wakil Ketua Zul Fikri mengatakan pihaknya mempekerjakan tenaga asing dengan melengkapi dokumen sebagai syarat untuk bekerja di Indonesia.
Selain itu, katanya juga memberdayakan pekerja lokal yang ada di sekitar itu dalam rangka membuka lapangan pekerjaan baru.
"Memberdayakan pekerja lokal sesuai kemampuannya merupakan salah satu komitmen kami untuk membuka lapangan pekerjaan bagi warga sekitarnya," katanya.
Ia mengatakan kedepannya jumlah pekerja lokal akan ditambah kalau sudah masuk tahap produksi karena saat ini masih tahap penyiapan konstruksi Dari 55 pekerja lokal itu ditempatkan sesuai kemampuan dan keahlian mereka.
Ada yang jadi supir truk jungkit, operator alat berat, administrasi, logistik, tukang penyiapan pembangunan kantor dan lainnya.
"Kami juga terus melatih mereka, jika mampu maka akan dipekerjakan ke posisi yang lebih tinggi," katanya.
Pihaknya membuka seluas-luasnya peluang bagi pekerja lokal yang ada. Terpenting sekali, katanya memiliki attitude atau sikap kepribadian baik, skil dan kemauan bekerja dan ingin maju.
"Jika ketiga itu ada maka akan kami terima dan akan kami latih sehingga mereka memiliki integritas dan skil dalam bekerja," katanya.
Pihaknya saat ini sedang tahap penyiapan konstruksi mulai jalan sekeliling lokasi yang akan ditambang, areal perkantoran, pemasangan mesin produksi dan konstruksi bangunan lainnya.
Dua tahapan sudah dilalui yakni eksplorasi dan pra konstruksi. Saat ini penyiapan konstruksi dan selanjutnya produksi penambangan.
Pihaknya memperkirakan sekitar empat-enam bulan lagi operasi penambangan akan dilakukan jika semua konstruksi sudah siap.
"Dari 163 hektare lahan sesuai Izin Usaha Pertambangan (IUP) yang ada hingga saat ini yang dikelola baru 4,3 hektare. Dari hasil kajian potensi biji besi ini cukup untuk cadangan produksi beberapa tahun kedepan," jelasnya.
"Kita langsung turun ke lokasi tambang dan memeriksa berkas dokumen tenaga kerja asing sebanyak 24 orang. Hasilnya semua dokumennya lengkap," kata Kepala Bidang Intelijen dan Penindakan Keimigrasian (Inteldakim) Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Sumbar R. Hartono usai meninjau lokasi tambang, Kamis.
Ia mengatakan operasi gabungan tim PORA ini diikuti oleh 25 orang yang terdiri dari unsur Imigrasi, TNI-POLRI, unsur pengawas tenaga kerja Sumbar, unsur Pemkab dari Dinas Tenaga Kerja, Kesbangpol dan Kecamatan serta dari unsur Kejaksaan Negeri Pasaman Barat dan unsur Badan Intelijen Negara Korda Pasaman Barat.
Menurutnya operasi gabungan ini merupakan kegiatan agenda rutin dalam rangka pengawasan aktifitas tenaga kerja asing yang ada di Pasaman Barat.
Ia menyebutkan kegiatan ini dimulai dari titik kumpul Kantor Kesatuan Bangsa Politik Pasaman Barat di Simpang Empat dilanjutkan dengan jalur darat ke pelabuhan Air Bangis.
Selanjutnya dengan menggunakan dua unit kapal laut menuju Pelabuhan Teluk Tapang dan dilanjutkan dengan kendaraan yang telah disiapkan menuju lokasi tambang bijih besi PT Gamindra Mitra Kesuma.
"Setelah diperiksa berkas dokumen masing-masing tenaga kerja itu maka semuanya lengkap," katanya.
Pelaksana harian Kepala Kesbangpol Pasaman Barat Yosmar Difia menambahkan kegiatan operasi gabungan berjalan dengan aman dan lancar.
Selain memeriksa dokumen tenaga kerja asing juga diperoleh jumlah tenaga kerja yang bekerja saat ini pada PT Gamindra Mitra Kesuma berjumlah 79 orang dengan komposisi 24 orang tenaga kerja asing, 55 orang tenaga kerja lokal yang 25 orang diantaranya berasal dari Air Bangis dan daerah sekitarnya.
"Kita ingin tenaga kerja asing yang bekerja benar-benar memiliki dokumen yang sah sehingga tidak menjadi masalah dikemudian hari," katanya.
Sementara itu Kepala Teknik Tambang (KTT) PT Gamindra Mitra Kesuma Alamsyah didampingi Wakil Ketua Zul Fikri mengatakan pihaknya mempekerjakan tenaga asing dengan melengkapi dokumen sebagai syarat untuk bekerja di Indonesia.
Selain itu, katanya juga memberdayakan pekerja lokal yang ada di sekitar itu dalam rangka membuka lapangan pekerjaan baru.
"Memberdayakan pekerja lokal sesuai kemampuannya merupakan salah satu komitmen kami untuk membuka lapangan pekerjaan bagi warga sekitarnya," katanya.
Ia mengatakan kedepannya jumlah pekerja lokal akan ditambah kalau sudah masuk tahap produksi karena saat ini masih tahap penyiapan konstruksi Dari 55 pekerja lokal itu ditempatkan sesuai kemampuan dan keahlian mereka.
Ada yang jadi supir truk jungkit, operator alat berat, administrasi, logistik, tukang penyiapan pembangunan kantor dan lainnya.
"Kami juga terus melatih mereka, jika mampu maka akan dipekerjakan ke posisi yang lebih tinggi," katanya.
Pihaknya membuka seluas-luasnya peluang bagi pekerja lokal yang ada. Terpenting sekali, katanya memiliki attitude atau sikap kepribadian baik, skil dan kemauan bekerja dan ingin maju.
"Jika ketiga itu ada maka akan kami terima dan akan kami latih sehingga mereka memiliki integritas dan skil dalam bekerja," katanya.
Pihaknya saat ini sedang tahap penyiapan konstruksi mulai jalan sekeliling lokasi yang akan ditambang, areal perkantoran, pemasangan mesin produksi dan konstruksi bangunan lainnya.
Dua tahapan sudah dilalui yakni eksplorasi dan pra konstruksi. Saat ini penyiapan konstruksi dan selanjutnya produksi penambangan.
Pihaknya memperkirakan sekitar empat-enam bulan lagi operasi penambangan akan dilakukan jika semua konstruksi sudah siap.
"Dari 163 hektare lahan sesuai Izin Usaha Pertambangan (IUP) yang ada hingga saat ini yang dikelola baru 4,3 hektare. Dari hasil kajian potensi biji besi ini cukup untuk cadangan produksi beberapa tahun kedepan," jelasnya.