Pasca gempa, proses belajar mengajar di sekolah Talamau Pasbar pakai tenda-tenda darurat
Hari ini proses belajar mengajar dimulai setelah libur gempa,
Simpang Empat (ANTARA) - Proses belajar mengajar di sejumlah Sekolah Dasar yang ada di Kecamatan Talamau, Kabupaten Pasaman Barat (Pasbar), Sumatera Barat dimulai di tenda-tenda darurat karena bangunan sekolah banyak yang rusak berat akibat gempa Jumat (25/2).
"Hari ini proses belajar mengajar dimulai setelah libur gempa. Namun tingkat kehadiran siswa rendah karena anak-anak masih trauma dengan gempa," kata Pelaksana Tugas Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Pasaman Barat, Agusli di Simpang Empat, Senin.
Ia mengatakan pelaksanaan sekolah pasca gempa dilaksanakan di tenda-tenda darurat yang didirikan dekat bangunan sekolah yang rusak berat atau sedang.
Di tenda itu disediakan meja dan kursi bagi siswa. Proses belajar mengajar pun dilakukan cuma sebentar karena gempa masih terasa hingga saat ini.
"Apalagi dinihari tadi gempa yang terpusat di Nias terasa kuat sehingga anak-anak takut pergi sekolah dan orang tua enggan melepas anak-anaknya pergi belajar karena masih trauma," ujarnya.
Menurutnya 26 Sekolah Dasar dan 5 SMP memulai proses belajar mengajar hari ini, Senin. Bagi sekolah yang rusak berat dan sedang disediakan tenda darurat.
"Seperti di SD 26 Timbo Abu Talamau yang kami tinjau langsung tadi proses belajar mengajar berlangsung di tenda darurat namun kehadiran siswa rendah," sebutnya.
Pihaknya akan terus berupaya melengkapi sarana prasarana tenda di sekolah yang terdampak "Kemungkinan anak maksimal masuk sekolah tiga kali seminggu, hari yang lain belajar dari rumah.
Mengenai teknis kelas berapa yang masuk pada hari-hari itu kita serahkan kepada sekolah yang mengaturnya," sebutnya.
Ia menambahkan khusus sekolah yang ada di Kecamatan Talamau belum melaksanakan ujian dan pelaksanaannya diundur.
Pendataan dampak gempa yang terjadi terus dilakukan oleh Pemkab Pasaman Barat. Dari data terakhir sebanyak 13 orang meninggal dunia.
Pemukiman mengalami kerusakan 2.999 unit, rusaknya fasilitas pendidikan 75 unit, fasilitas kesehatan rusak sebanyak 15 unit, fasilitas ibadah 40 unit, infrastruktur 26 unit dan rusaknya fasilitas pemerintah 42 unit.***3***
"Hari ini proses belajar mengajar dimulai setelah libur gempa. Namun tingkat kehadiran siswa rendah karena anak-anak masih trauma dengan gempa," kata Pelaksana Tugas Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Pasaman Barat, Agusli di Simpang Empat, Senin.
Ia mengatakan pelaksanaan sekolah pasca gempa dilaksanakan di tenda-tenda darurat yang didirikan dekat bangunan sekolah yang rusak berat atau sedang.
Di tenda itu disediakan meja dan kursi bagi siswa. Proses belajar mengajar pun dilakukan cuma sebentar karena gempa masih terasa hingga saat ini.
"Apalagi dinihari tadi gempa yang terpusat di Nias terasa kuat sehingga anak-anak takut pergi sekolah dan orang tua enggan melepas anak-anaknya pergi belajar karena masih trauma," ujarnya.
Menurutnya 26 Sekolah Dasar dan 5 SMP memulai proses belajar mengajar hari ini, Senin. Bagi sekolah yang rusak berat dan sedang disediakan tenda darurat.
"Seperti di SD 26 Timbo Abu Talamau yang kami tinjau langsung tadi proses belajar mengajar berlangsung di tenda darurat namun kehadiran siswa rendah," sebutnya.
Pihaknya akan terus berupaya melengkapi sarana prasarana tenda di sekolah yang terdampak "Kemungkinan anak maksimal masuk sekolah tiga kali seminggu, hari yang lain belajar dari rumah.
Mengenai teknis kelas berapa yang masuk pada hari-hari itu kita serahkan kepada sekolah yang mengaturnya," sebutnya.
Ia menambahkan khusus sekolah yang ada di Kecamatan Talamau belum melaksanakan ujian dan pelaksanaannya diundur.
Pendataan dampak gempa yang terjadi terus dilakukan oleh Pemkab Pasaman Barat. Dari data terakhir sebanyak 13 orang meninggal dunia.
Pemukiman mengalami kerusakan 2.999 unit, rusaknya fasilitas pendidikan 75 unit, fasilitas kesehatan rusak sebanyak 15 unit, fasilitas ibadah 40 unit, infrastruktur 26 unit dan rusaknya fasilitas pemerintah 42 unit.***3***