Aptisi Jalin Riset dengan Universitas di Australia
Jakarta, (Antara) - Sebanyak 31 perguruan tinggi swasta yang tergabung dalam Asosiasi Perguruan Tinggi Swasta Indonesia siap menjalin kerja sama di bidang riset dengan sejumlah universitas di Australia.
"Dengan kesepakatan yang sudah ditandatangani, berbagai perguruan tinggi swasta (PTS) di Indonesia di bawah payung Aptisi masing-masing bisa melanjutkan kerja sama riset 'University to University' dengan lembaga pendidikan tinggi di Australia," kata Ketua Aptisi Prof Dr Edy Suandi Hamid di sela Simposium Industri dan Riset Pendidikan Tinggi di Jakarta, Rabu.
Rektor Universitas Islam Indonesia (UII) itu mengatakan, pada akhir 2012 UII telah memulai kerja sama dengan University of Technology Sydney (UTS) dan Deakin University terkait pelatihan kepemimpinan (leadership), berikutnya terbuka juga kesempatan kerja sama dengan universitas lainnya seperti University of Melbourne dan Monash University.
"Di bawah Aptisi ada sekitar 3.000 PTS, termasuk PTS-PTS kecil, mereka juga bisa menjalin kerja sama riset dengan universitas di Australia berdasarkan kesetaraan. Ini artinya sumber daya manusia dan juga biaya dipikul bersama," katanya.
Riset-riset yang dikerjasamakan, menurut dia, yang sifatnya prioritas dan bisa langsung diterapkan di masyarakat Indonesia seperti di bidang ketahanan pangan dan lain-lain.
Menurut Edy Suandi, kedatangan delegasi lembaga pendidikan tinggi Australia ke Jakarta ini selain menjalin kerja sama lebih erat juga merupakan kunjungan balasan pihaknya bersama 53 pimpinan PTS lainnya pada 11-15 November 2012 ke Australia.
Sementara itu Menteri Riset dan Teknologi Gusti Muhammad Hatta yang memberi sambutan dalam simposium yang dihadiri sekitar 200 delegasi PTS di Indonesia tersebut menyatakan dukungannya kepada Aptisi untuk menjalin kerja sama riset dengan berbagai lembaga tinggi di Australia.
"Australia adalah negara penting bagi Indonesia, karena mahasiswa Indonesia yang menimba ilmu di Australia jumlahnya signifikan bahkan terbanyak dibanding ke negara lain," katanya.
Menurut Menteri banyak sekali hasil-hasil riset di Indonesia yang bisa dikerjasamakan dan dilanjutkan ke dunia industri, seperti di bidang pangan, energi, teknologi informasi dan komunikasi, dan lain-lain.
Sedangkan Gubernur Negara Bagian Victoria, Australia Denis Napthine dalam kesempatan itu mendorong anak muda di Victoria melanjutkan pendidikan Master mereka di Indonesia.
Sebanyak 50 beasiswa Hamer diberikan setiap tahunnya selama empat tahun terakhir kepada mahasiswa di Victoria untuk belajar di Indonesia termasuk mahasiswa yang ingin mengambil jurusan sastra Indonesia, ujarnya. (*/jno)