Ini tujuannya Nagari Koto Tuo Sungai Tarab dikembangkan jadi kampung kopi

id berita tanah datar,berita sumbar,kopi

Ini tujuannya Nagari Koto Tuo Sungai Tarab dikembangkan jadi kampung kopi

Camat Sungai Tarab Afrizal. (Antarasumbar/Etri Saputra)

Harapan kita dengan dijadikan Nagari Koto Tuo menjadi kampung kopi tentu menjadi daya tarik sendiri bagi masyarakat terutama bagi pecinta kopi untuk datang ke Koto Tuo,
Butusangkar (ANTARA) - Nagari Koto Tuo, Kecamatan Sungai Tarab, Kabupaten Tanah Datar, Sumatera Barat dikenal sebagai daerah penghasil bubuk kopi dan akan dikembangkan menjadi kampung kopi.

Camat Sungai Tarab Afrizal di Sungai Tarab, Selasa, mengatakan dengan dijadikan Nagari Koto Tuo sebagai kampung kopi membuat daerah itu lebih banyak dikunjungi masyarakat hingga bisa menggerakkan ekonomi masyarakat sekitar.

"Harapan kita dengan dijadikan Nagari Koto Tuo menjadi kampung kopi tentu menjadi daya tarik sendiri bagi masyarakat terutama bagi pecinta kopi untuk datang ke Koto Tuo, dan itu akan memberikan dampak positif bagi warga setempat," katanya.

Ia mengatakan Nagari Koto Tuo berpenduduk sebanyak 1.341 jiwa dan 406 Kepala Keluarga (KK) dan 75 persen dari penduduknya bermata pencarian sebagai penghasil bubuk kopi.

Uniknya meski sebagai penghasil bubuk kopi Nagari Koto Tuo tidak memiliki perkebunan kopi, melainkan mendatangkan bahan baku biji kopi dari luar daerah itu.

Dalam artian nagari itu hanya melakukan pengelolaan biji kopi mulai dari menjemur, merendang, menggiling, mengemas, dan memasarkannya saja.

Atas dasar itu muncullah ide untuk menjadikan Koto Tuo sebagai kampung kopi dengan konsep wisatawan menikmati kopi di ruang terbuka sambil melihat proses pembuatan bubuk kopi itu sendiri.

Untuk proses pelaksanaannya akan dikelola oleh Badan Usaha Milik Nagari (Bumnag) setempat mengingat usaha itu sangat berpotensi untuk meningkatkan sektor ekonomi masyarakatnya.

Ia mengaku saat ini pihaknya juga sudah menjalin kerjasama dengan Balai Latihan Kerja (BLK) Provinsi Sumatera Barat untuk melatih remaja di daerah setempat untuk dilatih menjadi Barista.

"Jadi nanti konsep kampung kopi kita itu adalah berwisata sambil menikmati proses pengolahan kopi mulai merendang, menggiling dan langsung menikmati kopi itu sendiri. Semacam kafe diruang terbukalah, ada baristanya juga," katanya.