Parit Malintang (ANTARA) - Badan Pelindungan Pekerja Migran Indonesia (BP2MI) menginginkan sekolah vokasi diberikan ruang lebih banyak guna mempersiapkan tenaga kerja andal.
"Kita menginginkan sekolah-sekolah seperti ini harus diberi ruang lebih banyak lagi agar bisa mempersiapkan kader-kader yang siap bekerja," kata Kepala BP2MI Benny Rhamdani saat kuliah umum di Politeknik Kelautan dan Perikanan (Poltek KP) Pariaman, Kabupaten Padang Pariaman, Sumatera Barat, Selasa.
Menurutnya sekolah vokasi memberikan penguatan dan pengetahuan kepada siswanya agar mengetahui persis keahlian yang dimiliki.
Selain itu, lanjutnya lulusan sekolah vokasi memiliki kemampuan berbahasa asing, kemampuan dan keterampilan, serta disiplin yang baik.
Yang lebih penting lagi, kata dia tamatan sekolah vokasi menjadikan ideologi Pancasila tetap menjadi bagian dari hidup mereka.
Menurutnya dengan hal tersebut maka tamatan sekolah vokasi akan mudah mendapatkan pekerjaan di luar negeri dengan gaji yang besar namun kecintaannya terhadap Indonesia tidak hilang.
Ia mengatakan persiapan generasi muda untuk menjadi pekerja yang andal tidak saja untuk mempermudah mendapatkan pekerjaan namun juga persiapan generasi pemimpin bangsa.
"Masa depan Indonesia berada di tangan mereka, sehingga mempersiapkan mereka sejak dini penting dilakukan pemerintah termasuk lembaga pendidikan," katanya.
Sementara itu, Wakil Koordinator Poltek KP Pariaman, Kabupaten Padang Pariaman, Sumatera Barat Harisjon mengatakan pihaknya menyelenggarakan pendidikan vokasi yang membentuk pengetahuan, kemampuan, dan kepribadian atau karakter peserta didik.
"Di sini sarana praktik untuk semua bidang keahlian lengkap," ujarnya.
Ia menyebutkan di Poltek KP tersebut terdapat kapal latih, labor pengolahan ikan mulai dari tradisional hingga modern, bengkel mesin perikanan, sarana budidaya, kolam ikan, tambak udang, dan sarana lainnya.
Ia menyebutkan semenjak lembaga pendidikan itu berdiri yang dimulai dari Sekolah Pertanian Pembangunan hingga tahun 2020 telah melahirkan sekitar 3.000 orang lulusan.
"1.600 di antaranya bekerja di luar negeri dan sudah banyak juga yang bekerja kembali di Indonesia," kata dia.
Lulusan tersebut, lanjutnya tidak saja bekerja di bidang perikanan namun juga pemerintahan, swasta, bahkan ada yang masuk partai politik.