Lubuksikaping (ANTARA) - Seorang pedagang Kacang Randang Mak Uwo di Jorong Duo Sungai Pandahan, Nagari Sundata, Kecamatan Lubuk Sikaping, Kabupaten Pasaman, Sumatera Barat (Sumbar) mengalami mengalami penurunan omzet mencapai Rp1,5 juta akibat dampak COVID-19.
"Benar, usaha milik saya mengalami penurunan omzet akibat dampak COVID-19 mencapai 1,5 juta dengan berisikan kacang setengah karung," kata Pemilik Usaha Kacang Randang Sudirman (70) di Lubuk Sikaping, Senin.
Sebelum COVID-19 melanda omzetnya mencapai Rp4 juta dengan berisikan kacang sebanyak tiga karung.
Ia menjelaskan saat ini pembeli kacang rendang cukup sepi tidak ramai waktu COVID-19 melanda.
Pembeli kacang goreng biasanya pengendara mobil dan motor yang lewat di jalanan seperti orang biasanya mudik atau ingin berwisata ke Kabupaten Pasaman.
Jalanan di Lubuk Sikaping merupakan jalan lintas Bukittinggi-Medan.
Pihaknya mengungkapkan saat ini hanya memiliki tiga karyawan, sebelumnya mencapai lima orang.
Kacang tersebut sebelum diolah menjadi randang. Ia membeli kacang itu terlebih dahulu ke petani kacang.
Cara pengolahan rendang yakni dimasukkan ke dalam kuali berukuran 1,5 meter dengan api yang sedang, diperkirakan lama rendang lebih kurang dua jam.
Setelah di Randang, baru kacang itu dimasukkan ke dalam palstik dengan bermacam ukuran dan harga yang berbeda-beda.
Untuk ukuran plastik besar, harga kacang Rp20 ribu, ukuran plastik menengah Rp10 ribu, ukuran kecil Rp 5 ribu dan paling kecil Seribu.
Ia berharap semoga pemerintah memperhatikan dengan menambahkan modal usaha sebanyak Rp50 juta agar usaha menjadi lancar sebab selama usaha tidak ada diperhatikan pemerintah.
Dampak COVID-19, seorang pedagang kacang randang di Pasaman alami penurunan omzet Rp1,5 juta
Benar, usaha milik saya mengalami penurunan omzet akibat dampak COVID-19 mencapai 1,5 juta dengan berisikan kacang setengah karung,