Jembatan di Simpati Pasaman yang putus karena banjir telah diperbaikin darurat dan sudah bisa dilalui

id berita pasaman,berita sumbar,jembatan

Jembatan di Simpati Pasaman yang putus karena banjir telah diperbaikin darurat dan sudah bisa dilalui

Ilustrasi - Jembatan putus. (Antara Jatim/Destyan Sujarwoko)

Kerugian akibat jembatan putus total itu mencapai lebih kurang Rp300 juta,
Lubuksikaping (ANTARA) - Sebuah jembatan di Kampung Marapak, Jorong Salareh Aia, Nagari Alahan Mati, Kecamatan Simpati, Kabupaten Pasaman, Sumatera Barat (Sumbar) putus total usai diterjang banjir pada hari Minggu (11/4) sore, saat ini sudah bisa dilalui masyarakat.

"Benar, jembatan itu telah bisa dilalui masyarakat karena insiatif masyarakat setempat bersama Dinas PUTR Kabupaten Pasaman untuk melakukan gotong royong bersama," kata Camat Simpati Yuliadwar saat dihubungi melalui lewat WhatsApp (WA) di Lubuk Sikaping, Selasa.

Ia mengatakan mereka melakukan gotong royong membuat jembatan darurat dengan menggunakan pohon kelapa dan kayu seadanya.

Kepada masyarakat untuk selalu berhati-hati saat menyebrangi jembatan tersebut.

Kerugian akibat jembatan putus total itu mencapai lebih kurang Rp300 juta, untuk berjumlah Kepala Keluarga (KK) yang terdampak masih dalam pendataan.

Banjir juga mengakibatkan sawah masyarakat yang tertimbun pasir dan batu sebanyak 10 haktare untuk kerugiannya masih didata.

Sebelumnya kejadian bencana itu terjadi pada Minggu (11/4) pukul 16.00 WIB, pada itu hujan lebat dengan waktu 2,5 jam, sehingga meluapnya air sungai Batang Nigi dan sungai Batang Pulan dengan ketinggian mencapai dua meter.

Menurut Kepala BPBD Pasaman Ricky Riswandi di Lubuk Sikaping, Senin (12/4) mengatakan debet air yang terus meningkat dan arus yang deras mengakibatkan jembatan Marapak ambruk tergerus air sepanjang 6 meter karena pondasi jembatan sebelah timur runtuh.

Panjang jembatan itu yakni 25 meter dan sebagian tersisa 12 meter miring sehingga tidak bisa dilalui oleh masyarakat setempat, katanya.

Selain itu beberapa rumah warga tergenang air dengan ketinggian 30 centi meter di Kampung Sipisang dan bendungan Labuak Tanah Tiwi di Tanjuang Medan, mengalami kerusakan.

Selanjutnya beberapa sawah masyarakat rusak akibat tergenang air dengan kondisi 10 hari siap tanam di Mudiak Nigi, Kampung Baru, Jorong Bukik Malintang.

Ia menjelaskan pihak Pusdalops BPBD Pasaman telah melakukan kordinasi dengan Pemerintahan setempat dan melakukan assessment atau kaji cepat ke lokasi.

Kebutuhan mendesak masyarakat yakni sementara pembuatan jembatan darurat menggunakan material kayu atau pohon kelapa.