Lubuksikaping (ANTARA) - Salah seorang budi daya lebah tanpa sengat jenis trigona itama di Sungai Ranyah Mudik, Nagari Languang, Kecamatan Rao Utara, Kabupaten Pasaman, Sumatera Barat (Sumbar) selama COVID-19 omzet bisa mencapai 8 juta perbulan.
"Pengelolaan budi daya itu sudah dimulai sejak tahun 2020," kata pelopor budi daya Lebah Madu Tanpa Sengat Puly Andry di Rao Utara, Senin.
Omzet itu sampai bulan Maret 2021 dan ini sangat menjanjikan selama COVID-19.
Ia mengatakan satu kilogram madu dijual dengan harga Rp450 ribu, harganya bisa empat kali lipat dengan madu biasa karena kualitas madunya sangat bagus bagi kesehatan.
Madu dijual secara online, permintaan semakin banyak dan telah dikirim ke berbagai Pulau, yakni Jawa dan Sumatera.
"Saat ini pengelolaan madu berkembang, telah ada yang mendirikan kelompok madu bernama tani hutan rumah madu sejahtera berjumlah 23 orang," ujarnya.
Target nantinya di Nagari Languang akan dijadikan sentral produksi madu serta objek wisata taman edukasi lebah tanpa sengat.
Kendala yang dihadapi yakni pembeli seng, papan dan bibit lebah madu.
Ia berharap kepada Pemerintah Kabupaten Pasaman dan Dinas Kehutanan Provinsi Sumatera Barat untuk mendorong ekonomi kreatif masyarakat.
Seterusnya untuk memberikan bibit lebih banyak demi pengembangan madu kedepannya.
Omzet budi daya lebah madu tanpa sengat di Languang capai Rp8 juta perbulan
Saat ini pengelolaan madu berkembang, telah ada yang mendirikan kelompok madu bernama tani hutan rumah madu sejahtera berjumlah 23 orang,