Isak tangis iringi pemakaman Angga korban SJ182 di Kuranji Padang

id berita padang, berita sumbar, Sriwijaya

Isak tangis  iringi pemakaman Angga korban SJ182 di Kuranji Padang

Jenazah Angga tiba di rumah keluarganya di Kelurahan Sungai Sapih Kecamatan Kuranji Kota Padang, Sumatera Barat pada Sabtu (23/01). (Antara/Mutiara)

Padang (ANTARA) - Jenazah korban kecelakaan pesawat Sriwijaya Air SJ 182 Angga Fernanda akhirnya tiba di rumah duka pukul 12.00 WIB dan dimakamkan di Padang, Sumatera Barat pada Sabtu.

"Jenazah Angga telah diberangkatkan pukul 09.00 WIB dari Bandara Internasional Halim Perdanakusuma Jakarta menuju Bandara Internasional Minangkabau (BIM) Sumatra Barat hari ini," kata Paman Angga , Syahrion (43) di Padang, Sabtu.

Ia mengatakan jenazah awalnya akan diberangkatkan menggunakan pesawat Sriwijaya Air namun karena tidak ada jadwal penerbangan Sriwijaya Air maka Angga dipulangkan dengan pesawat Lion Air.

Angga tiba di BIM sekitar pukul 10.55 WIB dengan melalui sejumlah prosedur di bandara sebelum akhirnya dibawa pulang ke rumah duka menggunakan ambulans.

Setiba di rumah, Jenazah Angga disambut dengan isak tangis keluarga serta ramai dikunjungi oleh para pelayat.

Almarhum d shalatkan di masjid yang berada di dekat rumah duka dan dimakamkan di pusara milik keluarga di Kelurahan Sungai Sapih Kecamatan Kuranji Kota Padang.

Suasana haru terasa saat jenazah akan dibawa dari rumah duka untuk disalatkan. Kerabat meminta keluarga untuk berlapang dada dan ikhlas menghadapi musibah ini.

Jenazah Angga bisa dipulangkan setelah berhasil diidentifikasi dan hasilnya dilaporkan kepada pihak keluarga pada Kamis, 21 Januari 2021. Kepastian itu berdasarkan hasil dari tes DNA terhadap anaknya yang baru lahir.

Almarhum Angga meninggal dalam usia yang masih terbilang muda yakni pada usia 28 tahun dan meninggalkan istri dan seorang anak yang baru saja lahir pada 2 Januari 2021.

Saat anaknya masih berusia tujuh hari , Angga mendapat telepon dari bosnya untuk kembali bekerja di Pontianak. Angga bekerja di perusahaan yang bergerak di sektor perkapalan di Kalimantan.

Nahas baginya, saat berangkat untuk kembali bertugas, pesawat yang ditumpanginya jatuh di perairan kepulauan Seribu pada 9 Januari 2021.

Pesawat mengangkut 62 orang yang terdiri dari 12 awak kabin, 40 penumpang dewasa, 7 penumpang anak-anak, dan 3 bayi.