Area pencarian korban SJ-182 pada hari ke-11 dipersempit

id Evakuasi sriwijaya air, sriwijaya air, basarnas sriwijaya air, korban sriwijaya air

Area pencarian korban SJ-182 pada hari ke-11 dipersempit

Investigator KNKT mengamati puing-puing pesawat Sriwijaya Air SJ-182 di Dermaga JICT, Tanjung Priok, Jakarta, Sabtu (16/01/2021). ANTARA/Dewa Wiguna/pri.

Jakarta (ANTARA) - Tim SAR gabungan akan mempersempit area pencarian di bawah laut untuk mencari korban, puing, termasuk rekaman percakapan pilot di kokpit (CVR) pesawat Sriwijaya Air SJ-182 pada hari ke-11 operasi SAR.

"Objek pencarian di bawah (laut) itu semakin sedikit, kita pun juga akan mempersempit," kata Direktur Operasi Badan SAR Nasional Brigadir Jenderal TNI (Mar) Rasman di Dermaga JICT 2 Tanjung Priok, Jakarta Utara, Selasa.

Menurut dia, operasi SAR hari ke-11 ini masih tetap sama dengan operasi hari sebelumnya dan pencarian pada masa perpanjangan kedua ini akan lebih difokuskan di sektor yang selama ini banyak menemukan objek pencarian.

Adapun sektor itu dibagi dalam empat di sekitar perairan Kepulauan Seribu dengan luas setiap sektor mencapai 15-30 meter.

"Jadi kita tidak lagi menyebar terlalu jauh. Kita lebih fokus ke situ," imbuh Rasman.

Nantinya, di sektor tersebut tim akan melakukan penyelaman dengan total penyelam mencapai 300 orang. "Penyelam kita masih tetap semangat, masih fit, masih motivasi yang luar biasa," katanya.

Sementara itu, hingga hari ke-10 pada Senin (18/1), tim gabungan mengevakuasi bagian tubuh korban yang dikumpulkan dalam 310 kantong.

Selain itu, serpihan kecil pesawat dalam 60 kantong dan serpihan besar 55 bagian, satu bagian kotak hitam, yakni data penerbangan atau flight data recorder (FDR), dan casing atau pembungkus CVR.

Operasi SAR pencarian korban Sriwijaya Air SJ-182 hari ke-11 ini diperpanjang tiga hari hingga 21 Januari 2021.

Sebelumnya, pesawat Sriwijaya Air SJ-182 jenis Boeing 737-500 jatuh pada Sabtu (9/1) pada posisi 11 mil laut di utara Bandara Internasional Soekarno-Hatta, Tangerang, Banten, atau di sekitar perairan Kepulauan Seribu

Berdasarkan data manifes, pesawat yang diproduksi tahun 1994 itu membawa 62 orang terdiri atas 50 penumpang, terdiri dari 40 dewasa, tujuh anak-anak dan tiga bayi. Sedangkan 12 orang lainnya adalah kru pesawat, enam diantaranya adalah kru ekstra. (*)