Pasukan elit AL turunkan 14 penyelam cari pesawat Sriwijaya Air
Jakarta (ANTARA) - Search and Rescue (SAR) dari Batalyon Intai Ambfibi (Yontaifib) Mainir TNI Angkatan Laut menurunkan 14 penyelam untuk membantu pencarian korban dan puing pesawat Sriwijaya Air SJ-182 yang jatuh di perairan Kepulauan Seribu.
"Totalnya dua tim dengan 14 personel," kata Komandan Tim (Dantim) SAR Bataliyon Taifib I, Lettu Marinir Sofi Rahmadani Ilmi dari KRI Teluk Gilimanuk-531, Minggu.
Selain kesiapan personel, tim juga membawa dua perahu karet serta peralatan selam lengkap untuk mencari puing, dan korban kecelakaan pesawat.
Detasemen Jalamangkara (Denjaka) juga mengerajkan satu tim terdiri 17 personel dengan dua sea rider dan dua perahu karet.
"Doakan semoga pencarian dapat berhasil," ujar Dantim 822 Denjaka, Kapten Marinir Haryono.
Sebelumnya, pesawat Sriwijaya Air nomor register PK-CLC SJ-182 rute Jakarta-Pontianak hilang kontak pada Sabtu (9/1) pukul 14.40 WIB dan jatuh di perairan Kepulauan Seribu di antara Pulau Lancang dan Pulau Laki.
Pesawat jenis Boeing 737-500 itu hilang kontak pada posisi 11 nautical mile di utara Bandara Internasional Soekarno-Hatta, Tangerang setelah melewati ketinggian 11.000 kaki dan pada saat menambah ketinggian di 13.000 kaki.
Pesawat lepas landas dari Bandara Soekarno Hatta pukul 14.36 WIB. Jadwal tersebut mundur dari jadwal penerbangan sebelumnya 13.35 WIB. Penundaan keberangkatan karena faktor cuaca.
Berdasarkan data manifest, pesawat yang diproduksi tahun 1994 itu membawa 62 orang terdiri atas 50 penumpang dan 12 orang kru. Dari jumlah tersebut, 40 orang dewasa, tujuh anak-anak, tiga bayi. Sedangkan 12 kru terdiri atas, enam kru aktif dan enam kru ekstra.
Keberadaan pesawat itu tengah dalam investigasi dan pencarian oleh Badan SAR Nasional (Basarnas) dan Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT). Koordinasi langsung dilakukan dengan berbagai pihak, baik Kepolisian, TNI maupun Pemerintah Provinsi DKI Jakarta.
Sejumlah armada angkatan laut milik TNI dikerahkan, sekitar 10 kapal diterjunkan ke lokasi diduga jatuhnya pesawan di antara Pulau Laki dan Pulau Lancang, Kepulauan Seribu, DKI Jakarta.
Di antara kapal-kapal TNI AL yang dikerahkan yakni KRI Teluk Gilimanuk-531 mengangkut para kru SAR dan juga awak media. Lalu KRI Rigel-933 milik Pusat Hidrografi dan Oseanografi TNI AL (Pushidrosal).
Baca juga: Kronologi pesawat Sriwijaya Air SJ 182 hilang kontak
Baca juga: KRI Teluk Gilimanuk-531 tiba di perairan Pulau Lancang bantu pencarian Sriwjaya
"Totalnya dua tim dengan 14 personel," kata Komandan Tim (Dantim) SAR Bataliyon Taifib I, Lettu Marinir Sofi Rahmadani Ilmi dari KRI Teluk Gilimanuk-531, Minggu.
Selain kesiapan personel, tim juga membawa dua perahu karet serta peralatan selam lengkap untuk mencari puing, dan korban kecelakaan pesawat.
Detasemen Jalamangkara (Denjaka) juga mengerajkan satu tim terdiri 17 personel dengan dua sea rider dan dua perahu karet.
"Doakan semoga pencarian dapat berhasil," ujar Dantim 822 Denjaka, Kapten Marinir Haryono.
Sebelumnya, pesawat Sriwijaya Air nomor register PK-CLC SJ-182 rute Jakarta-Pontianak hilang kontak pada Sabtu (9/1) pukul 14.40 WIB dan jatuh di perairan Kepulauan Seribu di antara Pulau Lancang dan Pulau Laki.
Pesawat jenis Boeing 737-500 itu hilang kontak pada posisi 11 nautical mile di utara Bandara Internasional Soekarno-Hatta, Tangerang setelah melewati ketinggian 11.000 kaki dan pada saat menambah ketinggian di 13.000 kaki.
Pesawat lepas landas dari Bandara Soekarno Hatta pukul 14.36 WIB. Jadwal tersebut mundur dari jadwal penerbangan sebelumnya 13.35 WIB. Penundaan keberangkatan karena faktor cuaca.
Berdasarkan data manifest, pesawat yang diproduksi tahun 1994 itu membawa 62 orang terdiri atas 50 penumpang dan 12 orang kru. Dari jumlah tersebut, 40 orang dewasa, tujuh anak-anak, tiga bayi. Sedangkan 12 kru terdiri atas, enam kru aktif dan enam kru ekstra.
Keberadaan pesawat itu tengah dalam investigasi dan pencarian oleh Badan SAR Nasional (Basarnas) dan Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT). Koordinasi langsung dilakukan dengan berbagai pihak, baik Kepolisian, TNI maupun Pemerintah Provinsi DKI Jakarta.
Sejumlah armada angkatan laut milik TNI dikerahkan, sekitar 10 kapal diterjunkan ke lokasi diduga jatuhnya pesawan di antara Pulau Laki dan Pulau Lancang, Kepulauan Seribu, DKI Jakarta.
Di antara kapal-kapal TNI AL yang dikerahkan yakni KRI Teluk Gilimanuk-531 mengangkut para kru SAR dan juga awak media. Lalu KRI Rigel-933 milik Pusat Hidrografi dan Oseanografi TNI AL (Pushidrosal).
Baca juga: Kronologi pesawat Sriwijaya Air SJ 182 hilang kontak
Baca juga: KRI Teluk Gilimanuk-531 tiba di perairan Pulau Lancang bantu pencarian Sriwjaya