Marantang Curito, ruang kreasi pekerja seni Sumbar di era pandemi COVID-19

id Marantang Curito,fasilitasi bidang kebudayaan 2020

Marantang Curito, ruang kreasi pekerja seni Sumbar di era pandemi COVID-19

Marantang Curito (ANTARA / Ist)

Padang, (ANTARA) - Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI menfasilitasi penguatan tradisi pada era pandemi COVID-19 di Sumatera Barat melalui program bertajuk "Marantang Curito".

"Kegiatan ini dirancang untuk menyediakan ruang baru bagi pekerja seni atau masyarakat sebagai penikmatnya untuk tetap dapat berkegiatan dan beraktivitas seni," kata Pelaksana Program, Eka Meigalia di Padang, Rabu.

Ia mengatakan pandemi mempengaruhi banyak berbagai aspek kehidupan masyarakat, begitu juga di bidang kebudayaan, khususnya para pekerja seni.

Semenjak diberlakukan jaga jarak untuk antisipasi COVID-19 pada Maret 2020, kegiatan-kegiatan kebudayaan yang menghimpun banyak orang tidak lagi diselenggarakan, termasuk pertunjukan seni. Akibatnya para pekerja seni kehilangan salah satu mata pencariannya.

"Hal ini yang mendapatkan respon dari Direktorat Jenderal Kebudayaan Kemendikbud yang kemudian menggagas kegiatan Fasilitasi Bidang Kebudayaan tahun 2020 dengan tema besar Penguatan Tradisi di Era Pandemi," katanya.

Program "Marantang Curito" merupakan salah satu penerima Fasilitasi Bidang Kebudayaan itu pada 2020. Melalui program tersebut pekerja seni diberikan ruang untuk berkreasi melalui media sosial seperti di Facebook, Instagram, dan Youtube.

Beberapa platform media sosial tersebut memang telah menyediakan fitur untuk menyelenggarakan siaran langsung.

Ia mengatakan “Marantang Curito” diselenggarakan mulai 13 hingga 26 November 2020. Ada dua bentuk kegiatan yang akan dilaksanakan yaitu pertunjukan tradisi lisan Minangkabau yang disiarkan secara langsung, kemudian lokakarya yang juga dilaksanakan secara daring melalui aplikasi zoom.

Pertunjukan tradisi lisan Minangkabau akan dilaksanakan pada 13, 14, 21, dan 22 November. Ada pun tradisi lisan yang akan disiarkan langsung melalui akun-akun media sosial adalah randai, rabab bagurau, saluang bagurau, dan salawat dulang.

Akun media sosial yang akan menyiarkan antara lain akun Instagram @marantangcurito @khazanah_minangkabau dan @sastraminangkabau. Kemudian akun facebook Marantang Curito dan Khazanah Minangkabau. Juga channel Youtube Khazanah Minangkabau, SINAR BARAPI CHANEL, serta Studio Minangkabau.

Sementara itu, kegiatan loka karya akan diselenggarakan pada 23, 24, 25, dan 26 November 2020. Pada lokakarya tersebut akan dihadirkan narasumber-narasumber yang kompeten di bidangnya terkait dengan penguatan tradisi lisan melalui teknologi digital dalam menghadapi berbagai keterbatasan di masa pandemi.

Narasumber tersebut antara lain Dr Pudentia yang merupakan Ketua Asosiasi Tradisi Lisan, Dr. Suryadi yang merupakan penelitidan juga dosen di Universitas Leiden, Esha Tegar Putra, M.Hum (sastrawan dan pemerhati budaya), Donny Erros, M.A. (dosen sekaligus praktisi di bidang perfilman).

Kemudian, Dr. Sudarmoko (Dosen dan juga penggiat budaya), Dr. Hasanuddin (Dekan Fakultas Ilmu Budaya Universitas Andalas yang juga adalah peneliti serta penggiat budaya), Jabatin Bangun, M.Sn. (Pengurus ATL, dosen, serta penggiat budaya), serta M.Fadhli, M.Sn. (Dosen yang juga penggiat budaya).

Kegiatan ini juga mendapat dukungan dari Prodi Sastra Minangkabau Universitas Andalas, serta Asosiasi Tradisi Lisan Sumatera Barat. (*)