Jakarta (ANTARA) - Wakil Menteri Agama menolak tudingan Profesor Australian National University (ANU), Greg Fealy, bahwa Pemerintah Indonesia tidak ramah terhadap keberagaman dan represif terhadap kaum Islamis.
"Penggunaan istilah 'Islamisme' oleh Greg Fearly keliru atau kurang tepat. Apalagi mencontohkannya dengan celana cingkrang dan cadar," kata Wamenag Zainut kepada wartawan di Jakarta, Selasa.
Ia mengatakan pemerintah mendukung penuh segala bentuk aktivitas umat beragama yang mengarah pada penguatan pemahaman, pengamalan dan penghayatan nilai-nilai agamanya. Tidak hanya Islam, tapi semua agama.
Adapun Fealy mendasarkan penilaiannya setelah melihat penerbitan berbagai aturan diskriminatif di lembaga milik pemerintah Indonesia. Fealy mencontohkan kebijakan diskriminatif itu seperti larangan cadar dan cingkrang bagi ASN serta adanya beberapa Islamis yang disingkirkan dari posisi strategis atau ditolak promosi.
Zainut mengatakan Indonesia bukan negara agama, juga bukan negara sekuler. Indonesia adalah negara yang masyarakatnya dikenal sangat religius.
Nilai dan ekspresi keberagamaan, kata dia, sangat mewarnai relasi antara agama dan negara dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. "Hal itu tidak mungkin dibatasi, apalagi diingkari dan direpresi," katanya.
"Upaya meningkatkan kehidupan keagamaan justru terus dilakukan oleh negara melalui Kementerian Agama yang bersinergi dengan ormas, majelis dan lembaga keagamaan." katanya.
Ia mengatakan Indonesia dan berbagai negara menghadapi tantangan infiltrasi paham transnasional, baik liberalisme, sekularisme maupun ekstrimisme. Infiltrasi nilai-nilai yang berpotensi merusak tatanan kemasyarakatan Indonesia yang religius perlu diantisipasi. Salah satu upaya yang dilakukan pemerintah adalah penguatan toleransi dan pengarusutamaan moderasi beragama.
"Jadi bukan Islamisme. Yang kita mitigasi dan antisipasi adalah berkembangnya paham dengan tiga karakter, yaitu anti-Pancasila dan NKRI, ekstrem dan anarkis sehingga sampai menistakan nilai-nilai kemanusiaan, serta intoleran, terjebak pada klaim kebenaran dan fanatisme kelompok," katanya.
Wamenag mengatakan survei Balitbang-Diklat Kemenag, sejak 2015-2019, angka rata-rata indeks Kerukunan Umat Beragama (KUB) selalu berada di atas angka 70 atau kategori tinggi. Indeks KUB tahun 2019 pada angka 73,83.
"Indeks ini memperlihatkan bahwa kondisi kerukunan umat beragama di Indonesia adalah baik dan itu yang terus dijaga pemerintah dan masyarakat," kata dia.
Berita Terkait
Khatib Shalat Idul Adha di Masjid Raya Sumbar, Gubernur Mahyeldi Ingatkan Pentingnya Pondasi Tauhid
Senin, 17 Juni 2024 16:38 Wib
Wamenag nyatakan Khilafatul Muslimin ancam keselamatan negara
Kamis, 9 Juni 2022 11:08 Wib
MUI tegaskan pernikahan beda agama itu dilarang
Rabu, 9 Maret 2022 13:45 Wib
PLN Sumbar gelar safari ramadhan, sambangi panti Asuhan Al-Fath Tauhid
Rabu, 21 April 2021 16:39 Wib
Munas MUI secara daring, sejumlah fatwa bakal dibahas
Senin, 19 Oktober 2020 7:17 Wib
MUI apresiasi pemerintah tunda pembahasan RUU HIP
Kamis, 18 Juni 2020 15:47 Wib
MUI: Umat Muslim sebaiknya tidak lakukan ziarah kubur saat pandemi COVID-19
Sabtu, 18 April 2020 11:12 Wib
Waketum MUI ajak umat muslim percepat bayar zakat
Kamis, 16 April 2020 16:21 Wib