Kasus Dugaan Peracunan 20 Tahun Lalu Diungkit Lagi
Beijing, (Antara/AFP) - Kejadian hampir 20 tahun lalu terhadap seorang pelajar China, yang lumpuh karena dugaan diracun, kembali menjadi sorotan di media pemerintah China setelah petisi atas perkara itu muncul di laman Gedung Putih pada Senin.
Zhu Ling menderita kerusakan otak setelah --menurut penandatangan petisi tersebut-- perempuan itu diracuni dengan talium oleh rekan sekamarnya Sun Wei, saat keduanya belajar tentang kimia di Universitas Tsinghua pada 1994.
Talium adalah logam lunak, sudah lama diketahui sering dijadikan senjata pembunuh karena larut di dalam air, tidak berbau dan tidak memiliki rasa.
Sun yang kini bermukim di Amerika Serikat "punya motif dan akses ke bahan kimia mematikan," demikian isi petisi yang meminta agar perempuan itu dideportasi ke China.
Hingga Senin siang, petisi tersebut telah menarik perhatian 100 ribu penandatangan -- artinya pemerintah Obama akan memberi tanggapan, demikian laman Gedung Putih.
"Jumlah penandatangan bertambah dengan pesat, 100 orang per menit," tulis harian "Global Times".
Kasus ini menjadi bahan spekulasi di ruang obrolan internet, dan banyak yang menyebutkan bahwa penyelidikan sebelumnya oleh polisi China telah dihentikan karena kaitan keluarga Sun.
Sun tidak pernah dituntut. Kantor berita negara Xinhua mengutip pernyataannya yang mengatakan dalam tulisan yang diunggah ke dunia maya bulan lalu bahwa ia ingin menyeret ke pengadilan pihak-pihak yang harus bertanggung jawab dalam kasus ini.
Kakek Sun adalah Sun Yueqi, petugas senior di kantor pimpinan Kuomintang, Chiang Kai-Shek sebelum bergabung dengan komunits pada 1949 sesaat sebelum mereka mengambil alih kekuasaan.
Ia juga disebut cukup dekat dengan ayah mantan pemimpin China, Jiang Zemin.
Saudaranya yang lain Sun Fuling, adalah wakil kepala penasehat Konferensi Konsultan Politik Republik Rakyat China, bersamaan dengan saat Zhu diduga diracun.
"Laman Gedung Putih kini menjadi 'biro pemerintah China' untuk surat-surat dan telepon," ujar Luo Changping, deputi pemimpin redaksi majalah bisnis Caijing.
Yayasan Penolong Zhu yang perpusat di AS, yang menggalang dana bagi keluarga Zhu memberikan pernyataan pada laman mereka pada Minggu bahwa mereka menjaga jarak terhadap petisi itu. (*/jno)