Padang (ANTARA) - Universitas Negeri Padang memperingati hari kelahiran pancasila yang jatuh pada1 Juni melalui webinar sekaligus mengumumkan pemenang lomba dalam rangka 75 tahun kelahiran Pancasila.
Tema yang diangkat pada webinar ini adalah "Aktualisasi Nilai-nilai Pancasila dalam Membangun Solidaritas Sosial Kebangsaan Menghadapi Pandemi Covid-19," acara dibuka secara resmi oleh Kepala BPIP RI Prof. Yudian Wahyudi, M.A., Ph.D. pada Senin (1/6) melalui video konferensi yang disiarkan dengan berbagai aplikasi daring.
Ia menyatakan salut dan kagum telah melakukan webinar yang diikuti oleh lebih 3000 peserta seluruh Indonesia dengan berbagai profesi dan Universitas Negeri Padang juga telah menyelenggarakan lomba dengan penuh kehati-hatian seperti melakukan cek plagiat atas karya yang ikut lomba.
"Untuk menjalani kehidupan berbangsa dan bernegara, kita perlu dan sudah mempunyai Pancasila untuk menyatukan kita. Berkaitan dengan kehidupan berbangsa dan bernegara, kita perlu menundukkan ego kita kepada titik netral yang juga berarti kembali kepada fitrah," jelasnya.
Lebih lanjut ia mengatakan bahwa kita perlu halal-bihalal, kita perlu berdamai sesama kita, kita perlu bergotong-royong menyumbangkan peran kita masing-masing untuk kehidupan berbangsa dan bernegara.
Sementara itu Rektor Universitas Negeri Padang Prof. Ganefri, Ph.D. dalam sambutannya menyampaikan terima kasih kepada BPIP yang telah memberikan dukungan penuh untuk kesuksesan Webinar dan lomba memperingati 75 tahun kelahiran Pancasila dan bulan Bung Karno yang bertajuk "Aktualisasi Nilai-nilai Pancasila dalam Membangun Solidaritas Sosial Kebangsaan Menghadapi Pandemi Covid-19".
"Tugas kita pada saat ini adalah perlu menanamkan nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Indonesia dengan beragam suku bangsa dan beragam agama, dengan Pancasila kita dapat tetap bersatu dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia," jelas Rektor.
Rektor menyatakan bahwa Universitas Negeri Padang ikut berperan untuk membumikan nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.
Kemudian, narasumber webinar Freddy Kalidjernih, Ph.D. mengemukakan bahwa pada masa pandemi Covid-19 ini setiap negara dan orang menghadapi keputusan yang kompleks dan dilematis.
"Untuk menghadapi pandemi Covid-19 pemerintah di seluruh dunia menghadapi dilema etis yakni mengambil keputusan di antara dua pilihan alternatif yang merupakan kewajiban moral," ungkapnya.
Ia menjelaskan dengan mengemukakan pemikiran Soekarno yakni buanglah sama sekali paham individualisme dan janganlah dimasukkan ke dalam undang-undangan dasar. Keadilan sosial inilah protes kita yang maha hebat kepada dasar individualisme.
Webinar yang diadakan oleh Pusat Kajian Pancasila UNP tersebut sukses dilaksanakan dan diikuti oleh sekitar 3.335 peserta.
