Mahathir nyatakan PM Muhyiddin akan selamat dari mosi tidak percaya di parlemen

id mahathir mohamad,politik malaysia,Perdana Menteri Malaysia MuhyiddinYassin

Mahathir nyatakan PM Muhyiddin akan selamat dari mosi tidak percaya di parlemen

Perdana Menteri Malaysia Muhyiddin Yassin (Tengah) melambaikan tangan ke para jurnalis di luar kediamannya, di Kuala Lumpur, Malaysia, Minggu (1/3/2020). Mantan Menteri Dalam Negeri Malaysia Muhyiddin Yassin telah ditunjuk oleh Raja Malaysia sebagai Perdana Menteri Malaysia ke-8 menggantikan pejabat lama Mahathir Mohamad yang mengundurkan diri pada 24 Februari lalu, ANTARA FOTO/Reuters-/Lim Huey Teng/hp.

Kuala Lumpur, (ANTARA) - Perdana Menteri Malaysia Muhyiddin Yassin akan selamat dari mosi tidak percaya di parlemen, kata penantang sekaligus mantan perdana menteri Mahathir Mohamad dalam sebuah wawancara yang diterbitkan pada Rabu.

Sebagai politisi veteran, Mahathir memimpin Malaysia sejak 1981 hingga 2003, dan secara mengejutkan kembali berkuasa pada 2018 mengalahkan aliansi pemerintah yang selama lebih dari 60 tahun ia sendiri pimpin sebagai perdana menteri.

Namun tugas terakhirnya pria berusia 94 tahun itu sebagai perdana menteri berakhir dengan pengunduran dirinya yang mengejutkan pada 24 Februari 2020, sehari setelah beberapa mitra koalisinya terlihat dalam pembicaraan dengan lawan-lawannya.

Dalam wawancara dengan surat kabar berbahasa Melayu, Sinar Harapan, Mahathir mengatakan dirinya tidak lagi memerintah mayoritas di parlemen setelah beberapa pendukung meninggalkannya untuk bergabung dengan Muhyiddin.

"Kami memiliki lebih dari 114 kursi, tetapi sekarang menjadi kurang," kata dia.

"Itu tidak akan berhasil," ia menjawab tentang mosi tidak percaya.

"Ini karena dia telah membawa orang-orang saya ke sisinya," kata Mahathir.

Mahathir akan membutuhkan dukungan dari setidaknya 112 anggota majelis rendah parlemen untuk memenangi pemilu.

Koalisi Pakatan Harapan, yang mencakup saingan lamanya Anwar Ibrahim, telah bersumpah untuk memberikan suara kepercayaan di parlemen ketika ia kembali pada 9 Maret 2020. Namun, Muhyiddin sejak itu menunda pembukaan parlemen dua bulan.

Perubahan politik di Malaysia dalam beberapa hari terakhir telah membuat kekuatan lama kembali menegaskan diri.

Muhyiddin, mantan menteri dalam negeri di kabinet Mahathir, bergandengan tangan dengan partai lama yang berkuasa UMNO---yang kalah dalam pemilu untuk pertama kalinya pada 2018---dan partai Islam PAS untuk membentuk koalisi baru.

Raja Sultan Abdullah Sultan Ahmad Shah menunjuk Muhyiddin sebagai perdana menteri pada 29 Februari lalu, dan menyatakan keyakinannya bahwa Muhyiddin mungkin mendapat dukungan mayoritas di parlemen. (*)