Padang, (ANTARA) - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Padang mengungkap adanya potensi likuefaksi atau fenomena pencairan tanah terutama di daerah yang berlokasi radius 500 meter dari pantai di ibu kota provinsi Sumatera Barat tersebut.
"Berdasarkan hasil kajian pakar dari Universitas Andalas kawasan di Air Tawar hingga Lubuk Buaya terdapat potensi likuefaksi," kata Kepala Pelaksana BPBD Kota Padang Edi Hasymi di Padang, Minggu.
Menurutnya potensi ini penting untuk dilakukan antisipasi dan berdasarkan kajian kondisinya tidak separah yang ada di Palu.
"Jadi ini bukan untuk menakut-nakuti tetapi melakukan antisipasi sehingga masyarakat lebih siap jika ada bencana gempa untuk meminimalkan korban," ujarnya.
Ia memaparkan daerah di Air Tawar hingga Lubuk Buaya dahulunya adalah rawa dan sekarang sudah berubah jadi pemukiman masyarakat.
Sebelumnya berdasarkan hasil Penelitian dari Loka Riset Sumbar Daya dan Kerentanan Pesisir (LRSDKP) Kelautan dan Perikanan mengungkapkan kota Padang memiliki tiga zona likuefaksi, yang terbagi berdasarkan potensi kerusakannya.
Menurut Peneliti dari Loka Riset Sumbar Daya dan Kerentanan Pesisir (LRSDKP) Kelautan dan Perikanan Wisnu Arya Gemilang potensi likuifaksi terutama berada di sepanjang pesisir pantai.
Berdasarkan penelitiannya pada sejumlah daerah pantai terungkap wilayah pesisir Sumatera Barat didominasi oleh pasir lepas dengan kedalaman muka air tanah sangat dangkal dan kepadatan yang lemah.
Bentuk butiran pasir yang seragam hingga beberapa kilometer dari bibir pantai menjadi ciri kondisi tanah yang berpotensi terjadi likuefaksi, kata dia.
Ia membagi potensi likuefaksi di Padang menjadi sangat tinggi, sedang dan rendah.
"Untuk sangat tinggi berada di sepanjang pesisir dan semakin ke timur potensinya menjadi kian rendah," ujarnya.
Ia mengutarakan pada gempa 2009 telah terjadi likuefaksi di kawasan Pantai Padang akan tetapi jika di Palu berbentuk aliran di Padang bersifat amblas ke dalam.
Ia merekomendasikan kawasan pantai tidak disarankan mendirikan bangunan besar.