Pulau Punjung (ANTARA) - Harga cabai merah di pasar tradisional Sikabau, Kabupaten Dharmasraya, Sumatera Barat, masih tinggi menembus Rp90.000 per kilogram.
"Dibandingkan minggu lalu sebelum Idul Adha harga cabai masih Rp60.000 per kilogram, itupun masih tinggi," kata pedagang Cabai di Pasar Tradisional Sikabau, Kecamatan Pulau Punjung, Iman di Pulau Punjung, Senin.
Ia menambahkan harga normal cabai merah berkisar antara Rp30 ribu hingga Rp35 ribu per kilogram.
Menurut dia tingginya harga cabai disebabkan pasokan dari sejumlah daerah di luar Sumbar berkurang. Sehingga untuk mengatasi pembeli pasokan cabai diambil dari lokal.
Komoditas yang stabil adalah tomat di kisaran harga Rp10 ribu per kilogram, bawang merah Rp16 ribu per kilogram, dan kentang Rp12 ribu per kilogram, kata dia.
"Harga cabai rawit dan cabai hijau juga masih tinggi diskisaran Rp70 ribu sampai Rp80 ribu," ujarnya.
Sementara, ibu rumah tangga di Kabupaten Dharmasraya mengeluhkan masih tingginya harga cabai mencapai Rp90 ribu per kilogram.
"Tadi pagi saya belanja di Pasar Sikabau, satu kilo Rp90 ribu, bahkan ada yang mencapai Rp100 ribu per tergantung kualitasnya." kata ibu rumah tangga Nurjanah (65).
Ia berharap pemerintah segara mengambil langkah agar harga cabai kembali stabil, karena apabila bahan pokok terus tinggi akan membebani perekonomian masyarakat.
"Kita tentu berharap harga bahan pokok ini turun dan dapat dijangkau oleh masyarakat," ujarnya.
Tingginya harga cabai juga berdampak terhadap jual beli pedagang pakaian, Misalnya Edi (52) mengakui omset jualannya menurun.
"Apa-apa sekarang mahal, sehingga masyarakat tentun mendahulukan memenuhi perlengkapan dapur sebelumnya membeli kebutuhan lainnya," katanya.
Ia mengatakan jika pada hari biasa omset penjualannya bisa mencapai Rp2 juta sampai Rp2,5 juta, kalau kondisi saat ini hanya Rp700 ribu sampai Rp1 juta.