AIMI Sumbar latih fasilitator kesehatan Mentawai konseling menyusui standar WHO

id ASI ekslusif, pelatihan konselor ASI, pencegahan stunting, AIMI Sumbar

AIMI Sumbar latih fasilitator kesehatan Mentawai konseling menyusui standar WHO

Ketua Sentra Laktasi Indonesia Utami Roesli memberikan materi pada pelatihan konselur menyusui modul 40 jam berstandar WHO di Padang, Selasa (30/7) (Antara Sumbar/Ikhwan Wahyudi)

Padang, (ANTARA) - Sebanyak 20 fasilitator kesehatan yang bertugas di Kabupaten Kepulauan Mentawai dan Sumatera Utara dibekali pelatihan konseling menyusui modul 40 jam berstandar organisasi kesehatan PBB yaitu WHO.

"Kegiatan ini diselenggarakan atas kerja sama Yayasan Fondasi Hidup dan Sentra Laktasi Indonesia yang berlangsung pada 29 Juli sampai 2 Agustus 2019," kata Ketua Asosiasi Ibu Menyusui Indonesia (AIMI) Sumatera Barat Ria Oktorina di Padang, Selasa.

Menurut dia diharapkan kegiatan ini dapat meningkatkan konselor menyusui di masyarakat sehingga jumlah ASI eksklusif dapat ditingkatkan.

"Selama ini salah satu penyebab kegagalan ASI eksklusif adalah kurang tenaga terlatih sehingga perlu dilakukan edukasi untuk membantu kesuksesan ibu menyusui," ujar dia.

Ia berharap setelah mengikuti pelatihan ini para peserta dapat melakukan pendampingan kepada ibu yang mempunyai bayi sehingga bisa memberikan ASI eksklusif.

Pelatihan konseling menyusui 40 jam modul WHO terdiri atas 32 sesi meliputi delapan sesi presentasi, 12 sesi simulasi,

keterampilan klinis, keterampilan konseling, delapan sesi fasilitasi latihan tertulis, dan empat sesi praktik klinik.

Dalam praktik klinik peserta berhubungan langsung dengan ibu yang baru melahirkan , kata dia.

Sementara Area Tim Leader Yayasan Fondasi Hidup Krisman Siregar menyampaikan peserta merupakan fasilitator yang bertugas di Mentawai khususnya Siberut dan Pagai serta Deli Serdang dan Langkat.

Ia menilai selama ini angka ASI eksklusif masih belum optimal dan pihaknya ingin berkontribusi untuk meningkatnya.

"Ini juga upaya menurunkan angka stunting dengan pemberian ASI eksklusif," kata dia.

Para fasilitator setelah ini akan turun di masyarakat dan memberikan pendampingan kepada ibu hamil dan menyusui, katanya lagi.

Menurut dia hak dasar anak yang pertama setelah lahir adalah ASI dan ini butuh orang yang berkomitmen untuk mendampingi agar bisa terpenuhi dengan baik.

Ketika para fasilitator sudah punya pengetahuan tentang ASI bisa membagikannya di masyarakat, ujarnya. (*)