Pulau Punjung, (ANTARA) - Harga cabai merah di tingkat pedagang di Pasar Tradisional Sikabau, Kabupaten Dharmasraya, Sumatera Barat masih tinggi mencapai Rp58 ribu per kilogram pascalebaran Idul Fitri 1440 Hijriah.
"Menjelang Lebaran sampai hari ini harga cabai masih cukup tinggi, kalau normal berkisar antara Rp25 ribu hingga Rp30 ribu per kilogram," kata pedagang cabai Iman (38) di Pasar Sikabau Pulau Punjung, Senin.
Menurut dia tingginya harga cabai merah disebabkan pasokan dari sejumlah daerah di luar Sumbar berkurang, sedangkan permintaan tinggi.
"Pasokan dari pulau Jawa dan Medan belum masuk, sehingga pedagang dari Pekanbaru dan Medan mengambil cabai lokal di Alahan Panjang yang notabene tempat kami (pedagang) membeli ke tengkulak," katanya.
Ia mengatakan harga cabai akan turun apabila pasokan dari Medan dan Pulau Jawa masuk ke Sumbar. Harga cabai akan normal berkisar Rp25 ribu hingga Rp30 ribu per kilogram.
Ia merinci harga cabai merah kualitas I Rp58 ribu per kilogram, kualitas II Rp54 ribu per kilogram, bawang merah kualitas I Rp35 ribu, bawang merah kualitas II Rp28 ribu, bawang putih Rp40 ribu per kilogram.
Kemudian bahan pokok yang stabil adalah tomat di kisaran harga Rp10 ribu per kilogram, kentang Rp12 ribu perkilogram, hingga saat ini tidak ada kenaikan.
Pedangang lainnya, Si Ap (41) mengatakan harga cabai bahkan naik di Pasar Sikabau apabila dibandingkan pekan lalu hanya Rp40 ribu per kilogram.
"Kemarin Minggu (16/6) di Pasar Pulau Panjang harga cabai bahkan Rp60 hingga Rp65 ribu perkilogram," katanya.
Sementara, ibu rumah tangga di Kabupaten Dharmasraya keluhkan masih tingginya harga cabai mencapai Rp58 ribu per kilogram.
"Tadi pagi saya belanja di Pasar Sikabau, satu kilo Rp58 ribu, bahkan ada 60 ribu per kilogram tergantung kualitasnya." kata Ibu Rumah Tangga Desi (35).
Ia berharap pemerintah segara mengambil langkah agar harga cabai kembali stabil, karena apabila harga bahan pokok terus tinggi akan membebani perekonomian masyarakat.
"Kita tentu berharap harga bahan pokok ini turun dan dapat dijangkau oleh masyarakat," ujarnya. (*)