DPR: LKBN antara harus netral dalam pemberitaan pemilu

id Abdul Kharis Almasyhari

DPR: LKBN antara harus netral dalam pemberitaan pemilu

Ketua Komisi I DPR RI, Abdul Kharis Almasyhari. (Antara)

Jakarta, (ANTARA) - Ketua Komisi I DPR RI Abdul Kharis Almasyhari mengatakan Lembaga Kantor Berita Nasional (LKBN) Antara harus netral dan berimbang dalam pemberitaan Pemilu 2019, sehingga harus memberikan informasi dan berita yang berimbang.

"Posisi LKBN Antara harus netral di Pemilu ini, berikan informasi dan berita yang berimbang," kata Abdul Kharis saat dihubungi di Jakarta, Senin.

Hal itu merupakan salah satu kesimpulan Rapat Dengar Pendapat (RDP) Komisi I DPR dengan Perum LKBN Antara di Ruang Rapat Komisi I DPR, Jakarta, Senin.

Kharis meminta LKBN Antara mengoptimalkan perannya dalam rangka menyukseskan Pemilu 2019 dengan pemberitaan Pemilu secara berimbang dan objektif.

Menurut dia, Antara juga harus turut serta menyukseskan Pemilu 2019 dengan cara memberikan informasi seluas-luasnya kepada masyarakat misalnya bagaimana pelaksaan Pemilu nanti dan apa saja yang dicoblos karena ada lima surat suara.

"Komisi I DPR berharap LKBN Antara ikut berpartisipasi aktif menyukseskan Pemilu 2019 dan mengintensifkan kerjasama dengan penyelenggara Pemilu di pusat dan daerah," ujarnya.

Dia menjelaskan, Komisi I DPR meminta LKBN Antara merevitalisasi secara menyeluruh sehingga mampu menjalankan perannya sebagai kantor berita yang menyelenggarakan usaha pemberitaan secara independen, profesional, terpercaya, dan berkelas dunia.

Dia mengatakan kedepannya, Antara harus bisa semakin profesional sebagai lembaga kantor berita yang memproduksi berita dan bisa menjadi sumber rujukan berita nasional.

"Kami ingin Antara dapat menjadi sumber rujukan berita nasional sebelum sumber-sumber berita yang lain untuk mencapai kejayaannya kembali," katanya.

Dia menilai dahulu, kalau masyarakat ingin mendapatkan berita yang valid dan bagus, pasti membaca Antara namun kondisi tersebut meredup sehingga harus ditumbuhkan kembali.

Menurut dia, tantangan Antara ke depan harus bisa menjadi rujukan nasional dan internasional tentang Indonesia sehingga kalau mau tahu berita Indonesia maka membaca Antara.

"Kembalikan Antara kesana maka akan sukses sebagaimana yang kita harapkan," ujarnya. (*)