Pesona Ikan larangan Padang Pariaman pikat wisatawan (video)

id ikan larangan, padang pariaman

Pesona  Ikan larangan  Padang Pariaman pikat wisatawan (video)

Seorang wisatawan mengendong anaknya di objek wisata ikan larangan di Marunggai, Nagari Sikucue Barat, Kecamatan V Koto Kampuang Dalam, Kabupaten Padang Pariaman, Sumbar. (ANTARA SUMBAR/ Aadiaat M.S) (Antara Sumbar/Aadiat M Sabir)

Parit Malintang, (Antaranews Sumbar) - Kabupaten Padang Pariaman, Sumatera Barat memiliki dua objek wisata ikan larangan yang menarik dan ramai dikunjungi oleh wisatawan ketika akhir pekan dan musim liburan.

"Padang Pariaman memiliki sejumlah banyak objek wisata ikan larangan namun belum terkelola dengan baik," kata Kepala Bidang Pengembangan Destinasi Dinas Pariwisata Pemuda dan Olahaga Padang Pariaman, Wiwiek Herawati di Parit Malintang, Minggu.

Meskipun belum terkelola dengan baik, namun objek wisata itu dapat menarik minat wisatawan untuk datang ke destinasi itu.

Hal tersebut karena ikan yang berada di lokasi objek wisata itu terbilang besar dan wisatawan pun dapat berenang di sungai yang merupakan habitat ikan itu.

Adapun lokasi ikan larangan yang merupakan objek wisata tersebut yaitu di antaranya Marunggai di Kecamatan V Koto Kampung Dalam dan Batang Tiku di Kecamatan IV Koto Aur Malintang.

Saat liburan wisatawan membawa anak-anak dan memberikan ikan-ikan tersebut makanan yang biasanya dijual oleh pedagang setempat.

Hal tersebut selain dapat memberikan edukasi kepada anak tentang ikan, objek wisata itu juga mengakrabkan anak dengan orang tua.

Ia berharap pihak pemerintahan nagari setempat untuk dapat memanfaatkan potensi ikan larangan tersebut untuk pengembangan wisata.

"Apalagi sekarang ada Badan Usaha Milik Nagari sehingga dapat memberikan pemasukan untuk nagari," katanya.

Objek wisata ikan larangan pun juga menjadi tujuan perantau ketika akan pulang kampung

Sementara itu, Ketua Kelompok Sadar Wisata Ikan Larangan Marunggai Air Malanca, Samsul mengatakan di lokasi objek wisata telah dibangun sejumlah fasilitas umum guna mendukung destinasi tersebut.

"Musala, toilet, dan lokasi berjualan sudah ada untuk mendukung objek wisata," ujarnya.

Ia menyebutkan ketika musim liburan jumlah wisatawan yang mengunjungi objek wisata itu mencapai 200 orang.

"Wisatawan tersebut tidak saja dari perantau, dan lokal namun juga dari Malaysia," kata dia.

Ia menyampaikan saat ini pihaknya mengupayakan agar pemerintah daerah dan nagari mengalokasikan anggaran untuk pengembangan objek wisata itu.