Tujuh orang di Lampung Selatan tewas disapu tsunami

id Tsunami selat sunda,Lampung diterjang tsunami,Korban tewas tsunami di Lampung

Tujuh orang di Lampung Selatan tewas disapu tsunami

Sejumlah warga mengungsi ke Masjid Jami Al-Mu'min di Kampung Laba, Kecamatan Labuan, Pandeglang, Banten, Sabtu (22/12/2018) malam. Ribuan warga di sepanjang pesisir Barat Banten mulai Anyer, Carita, Labuan, Sumur hingga Tanjung Lesung diperintahkan aparat setempat untuk mengungsi ke tempat tinggi setelah BMKG merilis peringatan bahaya gelombang tinggi di Selat Sunda akibat pasang laut bulan purnama dan letusan Gunung Anak Krakatau di Selat Sunda. (ANTARA FOTO/Muhammad Bagus Khoirunas/af/pras.) (ANTARA FOTO/Muhammad Bagus Khoirunas/af/pras./)

Bandarlampung, (Antaranews Sumbar) - Terjangan gelombang tinggi pada Sabtu malam (22/12) sekitar pukul 22.00 WIB menyebabkan tujuh orang meninggal dunia dan 89 orang terluka di Lampung Selatan menurut Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) setempat.

"Dampak terparah terjadi di empat kecamatan Lampung Selatan, yakni Kalianda, Rajabasa, Sidomulyo, dan Katibung," kata Kepala BPBD Lampung Selatan I Ketut Sukerta saat dihubungi dari Bandarlampung, Minggu.

BPBD melakukan pendataan korban di empat kecamatan tersebut sembari mencari dan mengevakuasi korban sejak semalam hingga sekarang.

"Fokus kita di empat kecamatan tersebut," katanya.

Pelaksana Tugas Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika Lampung Selatan M Sefri Masdian meminta para camat dan kepala desa menenangkan warga agar tidak terpengaruh kabar yang simpang siur.

"Dapat dipastikan warga sudah dapat kembali ke kediamannya masing-masing. Yang paling penting, BMKG mengimbau agar warga tetap tenang dan tidak panik," kata Sefri di Kalianda, Lampung Selatan, Minggu dini hari.

"Fenomena ini cenderung karena bulan purnama, jadi tidak ada istilah gelombang susulan," ia menambahkan.

Pemerintah Kabupaten Lampung Selatan menyampaikan informasi dari Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) yang menyatakan bahwa tidak ada tsunami di pantai pesisir Kalianda, dan mengimbau warga tetap tenang.

BMKG pada 22 Desember pukul 22.00 WIB mendeteksi kenaikan air laut hingga mencapai permukiman rumah warga, dan pasang maksimum air laut terjadi pukul 18.00-19.00 WIB dengan tinggi hingga 1,5 meter.

Fenomena itu kemungkinan akibat pasang laut purnama yang terjadi ketika bumi, bulan dan matahari berada dalam satu garis lurus.

Pasang naik sangat tinggi dan pasang surut sangat rendah terjadi ketika pasang laut purnama, yang terjadi pada bulan baru dan bulan purnama.

"Hanya pasang surut maksimum yang memang di atas rata-rata. Kami mengimbau kepada warga untuk tetap dan waspada," kata Kepala BMKG Lampung Sugiyono. (*)

Baca juga: Korban meninggal tsunami Selat Sunda bertambah menjadi 43 orang

Baca juga: BNPB: korban meninggal tsunami Selat Sunda bisa bertambah

Baca juga: Tsunami menyapu keceriaan masyarakat Pandeglang jelang liburan panjang