Tuapeijat (Antaranews Sumbar) - Meski bahan ajar muatan lokal budaya Mentawai yang dihasilkan pada workshop selama lima hari sejak 24-28 September masih dalam bentuk draf, guru mulok Bumen sudah bisa mengimplementasikannya atau mengajarkan kepada siswa tingkat SMP.
“Untuk uji coba mulok budaya Mentawai yang kita hasilkan dalam workshop ini sudah bisa diterapkan di sekolah, Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Mentawai mendukung sepenuhnya,” kata Kepala Dinas Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Mentawai SermonmSakerebau, pada penutupan workshop bahan ajar mulok Bumen pada Jumat, (28/9).
Sermon mengakui bahan ajar mulok Bumen tersebut masih terus disempurnakan dan akan dilaunching jika sudah menjadi sebuah buku.
Namun harapannya kepada guru yang mengikuti workshop tersebut sudah dapat mengajarkannya di sekolah masiing-masing.
Banyak tempat belajar terkait budaya Mentawai di daerahnya masing masing, terutama sumber pengetahuan tentang budaya Mentawai bisa bertanya kepada orang tua yang mengerti ditempat tugas masing-masing.
“Bahan ajar yang kita hasilkan hari ini memang belum sempurna, tapi saya sangat apresiasi semangat kita bersama pada workshop dengan waktu yang bisa kita katakan singkat ternyata hasilnya sudah luar biasa," kata Sermon.
Namun bahan ajar ini harus terus kita perbaiki, kita evaluasi, banyak sumber bahan ajar kita seperti mengajak diskusi sikebbukat di kampung karena mereka lebih paham.
Sermon juga sangat berharap kepada guru-guru mulok Bumen yang hadir baik dari Sipora, Siberut, Pagai Utara dan Pagai Selatan memiliki jiwa yang kreatif.
“Kepada guru-guru kami jangan berhenti semangatnya untuk berkreatif, isilah dirimu itu dengan pengetahuan lain, harus bisa berbuat bagi orang lain,” kata Sermon.
Bahan ajar yang dihasilkan pada workshop tersebut selanjutnya akan melalui proses penyempurnaan hingga menjadi sebuah buku yang akan dilaunching pada tahun 2019.
Tarida Hernawati, peneliti budaya Mentawai dari Yayasan Citra Mandiri Mentawai (YCMM) salah satu narasumber pada workshop ini mengapresiasi semangat para peserta yang ingin belajar tentang budaya Mentawai.
“Saya sangat apresiasi semangat para guru kita, ada kerinduan untuk mengetahui lebih banyak tentang budaya Mentawai, dengan semangat muda mau berdiskusi, antusias mempelajari kebudayaan Mentawai, lewat pendidikanlah sebagai ruang transpormasi budaya Mentawai,” kata Tarida mewakili sambutan dari narasumber.
Sementara itu Sekretaris Daerah Kabupaten Kepulauan Mentawai, Martinus yang hadir untuk menutup resmi workshop tersebut merasa bangga dan mengapreasiasi tim perumus mulok Bumen hingga menjadi sebuah draf yang telah dihasilkan.
“Saya sangat bangga, dalam waktu singkat sudah ada pokok-pokok pikiran, Pemda Mentawai sangat mendukung dan akan menganggarkan bukunya pada 2019,"ujarnya.