Capaian iseminasi buatan sapi dan kerbau di Pesisir Selatan 4.915 sepanjang 2018

id inseminasi sapi

Capaian iseminasi buatan sapi dan kerbau di Pesisir Selatan 4.915 sepanjang 2018

Proses IB oleh tenaga inseminator dari Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Pesisir Selatan. (ist)

Kami optimistis target ini tercapai seperti target pelaksanaan IB pada 2017 dimana pada waktu itu kami ditargetkan melaksanakan IB sebanyak 9.412 kali, namun terlaksana 10.481 kali
Painan, (Antaranews Sumbar) - Pemerintah Kabupaten Pesisir Selatan, Sumatera Barat, telah melaksanakan iseminasi buatan (IB) atau kawin suntik terhadap sapi dan kerbau sebanyak 4.915 kali hingga 31 Juli 2018.

"Pada 2018 provinsi menargetkan kami melaksanakan IB sebanyak 10.540 kali dan target itu hampir mencapai 50 persen," kata Kepala Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan setempat, Hazrita di Painan, Kamis.

Ia menambahkan, pelaksanaan IB terbanyak dilaksanakan pada Januari 2018, berjumlah 1.026 kali, selebihnya pada angka 700 sampai 900 kali setiap bulannya.

"Kami optimistis target ini tercapai seperti target pelaksanaan IB pada 2017 dimana pada waktu itu kami ditargetkan melaksanakan IB sebanyak 9.412 kali, namun terlaksana 10.481 kali," sebutnya.

Guna memaksimalkan pelaksanaan IB pihaknya mengajak peternak aktif menghubungi 45 tenaga inseminator daerah setempat yang disiagakan di pusat kesehatan hewan.

Selain menantikan peran aktif peternak, tenaga inseminator juga dituntut untuk aktif berkomunikasi dan turun langsung ke peternak sehingga target IB tercapai.

"Pelayanan IB dilaksanakan secara gratis karena semua biaya ditanggung oleh APBN, saat ini peran aktif peternak sangat dinantikan apalagi capaian IB belum terpenuhi 50 persen, tentu ini kesempatan baik," ungkapnya.

Ia menjelaskan banyak manfaat yang didapat peternak jika melaksanakan IB terhadap ternaknya, di antaranya menghemat waktu karena peternak sapi tidak perlu lagi mencari atau membawa sapi pejantan untuk dikawinkan dengan sapi betinanya.

Meningkatkan jumlah kelahiran, mencegah penyakit menular karena bibit sapi yang akan digunakan telah melalui pemeriksaan dan mencegah kawin sedarah, sehingga dengan itu kualitas anakan tetap terjaga dengan baik.

Pada 2017 jumlah sapi di Pesisir Selatan tercatat sekitar 86 ribu ekor, 65 persen di antara merupakan sapi lokal sementara sisanya merupak sapi jenis simental, brahman, bali dan sapi hasil perkawinan silang. (*)