DPRD minta masyarakat Sumbar tenang sikapi teror

id aksi teror,teror di polda riau,polda riau

DPRD minta masyarakat Sumbar tenang sikapi teror

Petugas kepolisian memeriksa mobil minibus yang digunakan pelaku teror untuk menyerang Polda Riau, di Pekanbaru, Riau, Rabu (16/5). (ANTARA FOTO/Rony Muharrman/kye/18)

Padang, (Antaranews Sumbar) - Ketua DPRD Sumbar, Hendra Irwan Rahim meminta masyarakat provinsi itu tetap tenang menyikapi rangkaian aksi teror yang terjadi di pelbagai daerah di Indonesia sejak sepekan terakhir.

"Saya meminta masyarakat Sumbar tetap tenang dan tidak terpancing oleh aksi teror yang dilancarkan di berbagai daerah," kata di Padang, Rabu.

Terutama setelah terjadinya aksi teror di Mapolda Riau pada Rabu (16/5) pagi yang dilakukan oleh sekelompok orang yang diduga sebagai teroris. Dirinya meminta aparat baik kepolisian maupun TNI agar selalu berhati-hati dan meningkatkan keamanan di kantor mereka.

Menurut dia kawasan Sumbar juga termasuk daerah yang tidak aman dan rawan terjadi tindakan teror karena berbatasan langsung dengan Provinsi Riau.

Menyikapi hal ini pihaknya meminta agar masyarakat terlibat aktif dan ikut mengawasi lingkungan mereka untuk mengantisipasi tindakan teror.

"Apabila ada warga yang mencurigakan di lingkungan mereka dapat segera berkoordinasi dengan pihak kepolisian dan melaporkan hal tersebut," tambah dia.

Sebelumnya Ketua Komisi I DPRD Sumbar, Afrizal mendesak agar seluruh unsur aparatur keamanan negara beserta masyarakat bersinergi agar hal serupa tidak terjadi di provinsi ini.

"Sumbar tidak boleh kecolongan, peranan semua unsur seperti niniak mamak, cadiak pandai harus melakukan himbauan secara persuasif bahwa terorisme merupakan hal yang salah," jelasnya.

Dia meminta, setiap adanya hal yang mencurigakan atau adanya gerakan berbau provokasi hadir di tengah masyarakat, hendaknya dilaporkan kepada pihak berwajib.

Selain itu pengamanan lingkungan dapat dilakukan dengan mengaktifkan kembali Siskamling yang bertujuan mencegah masuknya upaya teror yang dilakukan oleh oknum yang tidak bertanggung jawab kepada masyarakat.

Di sisi lain, menurutnya radikalisme marak dilakukan melalui media sosial sehingga masyarakat diminta agar lebih berhati-hati.

"Kita imbau masyarakat apabila menerima informasi dapat memilih informasi yang mereka butuhkan karena media sosial saat ini dijadikan alat penyebar paham radikal," ujarnya. (*)