Kolaborasi dalam mewujudkan impian kolektif sangat dibutuhkan sehingga bisa tercapai sesuai yang diharapkan, tentulah termasuk dalam hal pengembangan sektor pariwisata yang diidamkan dapat menopang pertumbuhan ekonomi masyarakat dan daerah.
Terkait, tak cukup sekadar hanya mengandalkan keelokan alam yang dikarunia sang pencipta, hijaunya alam, birunya danau dan gunung-gunung yang ada, akan tetapi ketersediaan infrastruktur harus jadi penunjang.
Melalui komitmen perusahaan-perusahaan plat merah yang ada di Sumatera Barat, punya komitmen untuk membantu pemerintah daerah melengkapi infrastruktur di kawasan obyek wisata. Komitmen nyata itu sudah dimulai diwujudkan dengan telah mengucurkan Rp4,9 miliar dana Coorporate Sosial Responsbility (CSR).
Sinergi BUMN untuk mendukung pengembangan pariwisata Sumatera Barat, merupakan sesuatu yang sangat diharapkan secara berkelanjutan.
Sebab, diakui fasilitasi dan infrastruktur pendukung di lokasi wisata Sumbar belum sebaik yang diharapkan para pengunjung.
Hal ini disampaikan Wakil Gubernur Sumbar Nasrul Abit saat menghadiri acara Sinergi BUMN Untuk Mendukung Pengembangan Pariwisata Sumatera Barat di Pantai Muaro Lasak Padang, Kamis Sore, pada 8 Februari 2018, yang merupakan rangkaian kegiatan Hari Pers Nasional (HPN).
Gagasan kolektif BUMN itu, langsung diresmikan oleh Menteri BUMN Rini Soemarno beserta para pimpinan BUMN serta beberapa kepala OPD terkait.
Wagub Sumbar lebih jauh menyampaikan rasa terimakasih kepada seluruh BUMN yang telah membantu dan mendukung pengembangan destinasi wisata Sumbat.
Saat ini wisatawan baik lokal maupun mancanegara yang datang ke Sumatera Barat kita mesti menciptakan merasakan kenyamanan, salah satunya seperti rest area dan MCK yang harus ada di setiap tempat wisata.
Dengan adanya sinergi dari BUMN ini tentu kita akan terbantu untuk membangun infrastruktur yang dibutuhkan di setiap tempat wisata Sumatera Barat, ujarnya.
Dengan adanya sinergi dari BUMN ini, ia mengharapkan Pemkab/Pemko di Sumatera Barat agar bisa memanfaatkan hal itu guna mempercepat pembangunan wisata di daerah masing-masing yang tentunya tidak bisa diselesaikan dengan hanya menggunakan APBD saja.
Menteri BUMN Rini Soemarno menjelaskan bahwa arahan Presiden RI bahwa Sumatera Barat merupakan daerah utama destinasi wisata Indonesia.
Untuk itu dengan hadirnya BUMN ini Sumbar bisa jadi terbantu dalam mempercepat pembangunan pariwisata yang nantinya bisa menjadi destinasi wisata Indonesia seperti Mandeh yang sedang digalakkan, ujarnya.
Sampai saat ini CSR BUMN telah menggulirkan dananya sebesar Rp4,9 miliar untuk percepatan pariwisata Sumbar, dan pada akhir tahun ini akan diusahakan mencapai Rp10 miliar dana CSR yang akan digulirkan untuk pembangunan wisata Sumatera Barat ini, sela Rini.
Menteri BUMN Rini Soemarno juga mendukung penuh pembangunan jalan tol Sumatera Barat yang akan di ground breaking pada hari besok oleh Presiden RI.
Rini berharap agar jalan tol Padang Pariaman Bukittinggi bisa selesai 2019 yang nantinya bisa menambah jumlah kunjungan wisatawan ke Sumatera Barat terutama bukittinggi karena selama ini banyak wisatawan yang kecewa karena macet.
Sinergi BUMN ini langsung dikomandoi oleh Dirut Pegadaian Sunarso. Acara ini juga disertai dengan penyerahan bantuan kepada penggiat pariwisata di Sumatera Barat.
Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) membantu pengembangan pariwisata Sumbar untuk mempercepat pertumbuhan ekonomi melalui pembangunan destinasi wisata yanga ada di provinsi itu.
"Pada tahun ini kami telah melakukan pengembangan pariwisata baik dalam bidang pembangunan fisik maupun pembangunan sumber daya manusia di Sumbar," kata Sunarso singkat.
Tiga Paket
Meski Sumatera Barat belum masuk pengembangan pariwisata prioritas nasional pada 2017, namun sektor perpelancongan di daerah itu terus berbenah karena potensi alam Ranah Minang tidak kalah dibandingkan daerah lainnya.
Sebagai salah satu pilar perekonomian, pengembangan pariwisata merupakan hal yang mutlak, apalagi angka kunjungan wisatawan ke daerah itu terus naik setiap tahun.
Salah satu dukungan pengembangan pariwisata Sumbar diprakarsai oleh sejumlah badan usaha milik negara (BUMN) melalui Kementerian BUMN yang mengalokasikan anggaran Program Bina Lingkungan (PBL) untuk memoles objek wisata unggulan Sumbar.
Program sinergitas BUMN hadir untuk negeri itu sudah berlangsung sejak 2016, dimulai dengan menambah taman di kawasan Pantai Padang, revitalisasi pusat kuliner dan cenderamata kawasan panorama Kota Bukittinggi.
Selain itu fasilitas dan infrastruktur yang ada di kawasan Pantai Padang juga telah dibangun sejak 2016 berupa tempat sampah, taman, tiang lampu pantai, mushala dan wadah air bersih.
BUMN yang terlibat dalam berpartisipasi mengalirkan PBL di kawasan objek wisata Pantai Padang tersebut, antara lain Perum Pegadaian, Garuda Indonesia, Jiwasraya, Pelindo, Angkasa Pura II, Grand Inna, dan beberapa lainnya.
Sedangkan perusahaan plat merah yang berpartisipasi dalam program revitalisasi pusat kuliner dan cenderama kawasan panorama Bukittinggi, antara lain BNI, Semen Indonesia, Telkom, Garuda Indonesia, Permodalan Nasional Madani (PNM), dan sejumlah BUMN lainnya.
Langkah ini tentu bagian dari upaya mencapai target pemerintah pada 2019, kunjungan wisatawan mancanegara ke Indonesia mencapai 20 juta. Tahun 2018 ada banyak kegiatan yang digelar di Indonesia dan diharapkan para tamu dapat berkunjung ke daerah lain, selain ke lokasi kegiatan, jadi harus berbenah, katanya.
Tiga paket dalam sinergi BUMN pada pada 2017, yakni fokus pada revitalisasi sarana dan prasarana penunjang di kawasan objek wisata.
Kedua, fokus peningkatan sumber daya manusia (SDM), dalam bentuk membekali keterampilan terhadap pemandu wisata dan para pedagang kuliner dan cenderamata.
Sedangkan fokus ketiga, promosi potensi pariwisata Sumatera Barat ke nasional dan internasional, terutama negara tetangga atau Malaysia yang memiliki akar budaya sama dengan Minangkabau.
Karena itu, semua perusahaan pelat merah yang ada di Sumbar akan mengambil andil pada paket-paket yang sudah ditentukan tersebut. Tentunya bersinergi dengan instansi terkait di provinsi dan kabupaten dan kota di daerah itu.
Kepala Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sumatera Barat Oni Yulfian saat perumusan rancangan program sinergitas BUMN yang sudah pada 2017 yakni, Istana Pagaruyung di Kabupaten Tanah Datar dan wisata bahari Kepulauan Mentawai.
Selanjutnya, Danau Kembar di Kabupaten Solok, bekas tambang di Kota Sawahlunto dan Lembah Harau di Kabupaten Limapuluh Kota serta kawasan Mandeh di Kabupaten Pesisir Selatan.
Ia mengaku cukup terbantu dengan program sinergitas BUMN pengembangan sektor pariwisata melalui PBL, dan meminta pemerintah kabupaten/kota serta semua pihak agar responsif dan memberi dukungan.
Keindahan dan pesona alam Ranah Minang mendapat perhatian banyak pihak untuk dikembangkan secara berkesinambungan, diharapkan dapat berkontribusi menggerakan perekonomian daerah.***
Perusahaan plat merah bergandengan dukung pengembangan pariwisata Sumbar
Sinergi BUMN dukung pengembangan pariwisata Sumbar, ditargetkan menjelang akhir tahun ini dikucurkan Rp10 miliar dari dana CSR dan telah mengalir sejak 2016 senilai Rp4,9 miliar sektor penunjang infrastruktur obyek wisata dan peningkatan kapasitas S