Dirut Antara: menjaga kredibilitas jadi tantangan media

id Meidyatama Suryodiningrat

Dirut Antara: menjaga kredibilitas jadi tantangan media

Direktur Perum LKBN Antara Meidyatama Suryodiningrat. (Antara)

Memilih sumber berita adalah hak setiap warga negara dan tugas kami sebagai pers adalah menjaga kepercayaan tersebut agar menjadi sumber pilihan terpercaya

Padang, (Antaranews Sumbar) - Tantangan media arus utama di tengah maraknya penggunaan teknologi digital dan media sosial adalah menjaga kredibilitas dan kepercayaan publik atas informasi yang didistribusikan, kata Direktur LKBN Antara Meidyatama Suryodiningrat.

"Sebenarnya yang utama tidak lain adalah dengan menjaga profesionalitas, etika pers, dan objektivitas dalam pemberitaan," kata Meidyatama sebelum peringatan Hari Pers Nasional di Danau Cimpago, Padang, Sumatera Barat, Jumat.

Menurut Meidyatama yang akrab disapa Dimas itu, wartawan juga dituntut untuk meningkatkan kemampuan masing-masing baik dalam mencapai sumber berita maupun menguasai perangkat lunak dan keras multimedia.

"Memilih sumber berita adalah hak setiap warga negara dan tugas kami sebagai pers adalah menjaga kepercayaan tersebut agar menjadi sumber pilihan terpercaya," ujar Dimas.

Baca juga: Dirut: ANTARA jaga objektivitas saat pilkada

Selain itu terkait rencana pembangunan Museum Adinegoro oleh pemerintah, Dimas menyambut baik upaya Presiden Joko Widodo yang telah memberikan sertifikat tanah seluas 2.545 meter kepada ahli waris pionir pers Indonesia Djamaluddin Adinegoro.

"Terkadang pada saat kita mengagungkan pentingnya nilai-nilai pers, namun lupa bahwa pengejawantahan nilai tersebut memerlukan dukungan fisik. Inisiatif inilah bagian dari penjelmaan fisik komitmen penegakkan nilai-nilai pers terbaik," ujar Dimas.

Baca juga: ANTARA-Unand-Kopertis X kerja sama dalam pengembangan informasi

Sebelumnya, Presiden Joko Widodo usai menyerahkan sertifikat mengatakan tujuan pembangunan Museum Adinegoro adalah untuk mengabadikan jasa Djamaluddin dan nilai-nilai jurnalistik yang ditanamkan oleh dia bagi pembangunan pers dan kesusastraan Indonesia.

"Beliau tokoh pers yang betul-betul harus kita ingat karena sekarang ini kita ada kecenderungan meninggalkan kesusastraan sehingga baik sisi jurnalisme, sisi penulisan harus mengingat kembali kesejarahan dari beliau Bapak Jamaluddin Adinegoro," ucap Presiden. (*)