Program padat karya tunai petani akan diteruskan pemerintah

id padat karya

Program padat karya tunai petani akan diteruskan pemerintah

Pembangunan Infrastruktur dari program Padat karya.

Presiden Jokowi menginkan program padat karya tunai dilanjutkan
Dharmasraya, (Antaranews Sumbar) - Pemerintah Indonesia melalui Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) berkomitmen akan terus melaksanakan program padat karya tunai untuk para petani.



"Presiden Jokowi menginkan program padat karya tunai dilanjutkan," kata Dirjen Sumber Daya Air (SDA), Kementerian PUPR, Imam Santoso kepada pers usai mendampingi Kunjungan Presiden Jokowi pada Program Percepatan Peningkatan Tata Guna Air Irigasi (P3-TGAI/irigasi kecil) di Bahari Sungai Duo, Kabupaten Dharmasraya, Sumatera Barat, Rabu.

Pantauan Antara, saat Presiden Jokowi hadir di lokasi itu langsung mendatangi para petani yang sedang bekerja dan berdialog langsung dengan mereka.

Meski diiringi hujan gerimis, Presiden Jokowi yang didampingi Dirjen SDA Imam Santoso tampak rileks dan santai serta tak mau menggunakan payung dan hanya menggunakan helm proyek warna putih.

Imam menjelaskan, saat berdialog dengan petani, Kepala Negara menanyakan langsung berapa upah yang diperoleh dan dijawab oleh mereka untuk pekerja Rp90 ribu dan tukang Rp110 ribu per hari.

"Jika per hari Rp90 ribu maka sebulan petani dapat insentif tambahan sekitar Rp1,8 hingga Rp2,3 juta atau selama tiga bulan, bisa kantongi Rp7 jutaan," tuturnya.

Artinya, kata Imam, petani memperoleh manfaat langsung tunai setelah memperbaiki salurkan irigasi mereka sendiri.

"Jadi, selama mereka menunggu panen, mereka dapat stimulan lumayan," ujar Imam.

Selain itu, kata dia, pihaknya juga melibatkan petani untuk melakukan peningkatan jaringan irigasi sekunder dan tersier.

Khusus untuk di Provinsi Sumbar ini, pemerintah mengalokasikan Rp33 miliar untuk program irigasi kecil di 150 lokasi, sedangkan untuk peningkatkan irigasi Rp40 miliar.

Sekadar pembanding, program sejenis (irigasi kecil) dan juga dikunjungi Presiden Jokowi sebelumnya adalah Lampung Rp33,5 miliar untuk 151 lokasi, Sumsel Rp41 miliar (180 lokasi) dan Tasikmalaya, Jawa Barat Rp159 miliar (711 lokasi).

Sementara itu, secara nasional, pada tahun ini dialokasikan Rp1,2 triliun di 5.000 lokasi untuk irigasi kecil dan peningkatan irigasi Rp1,7 triliun di 5.600 lokasi.

"Jadi, total Rp2,8 triliun di 10.200 lokasi seluruh Indonesia" ungkapnya.

Bukan buruh

Imam menegaskan bahwa peserta program padat karya petani ini adalah para petani murni yang memiliki lahan, bukan petani pekerja atau buruh tani.

"Peserta bukan buruh tani dan ini juga bagian dari kontrol program ini. Jadi, mereka bisa ikut setelah tergabung dalam Program Petani Pengguna Air Irigasi (P3AI)," tambahnya.

Dengan demikian, katanya, program ini tepat sasaran karena dari anggaran per lokasi sekitar Rp225 juta (contoh di Sumbar) terbagi sekitar Rp195 juta untuk kelompok tani berupa upah dan lain lain serta Rp30 juta untuk pendamping.

"Pendamping biasanya terdiri dari mahasiswa atau kelompok masyarakat yang sebelumnya ikut 'training' di balai," tambahnya.

Kepala Biro Komunikasi Pusat Kementerian PUPR, Endra S. Atmawidjaja menyebutkan, total program padat karya tahun ini dianggarkan Rp11,2 triliun.

Program padat karya itu meliputi aneka kegiatan di Ditjen Sumber Daya Air, Ditjen Cipta Karya, Ditjen Penyediaan dan Pembiayaan Perumahan serta Ditjen Bina Marga.