Padang, (Antaranews Sumbar) - Gubernur Sumatera Barat Irwan Prayitno enggan mengomentari soal namanya yang masuk bursa calon wakil presiden dari PKS bersama beberapa nama lainnya.
"Kalau itu saya 'no comment' karena menjadi urusan partai. Saya fokus untuk kerja saja," kata dia di Padang, Kamis.
Nama Irwan muncul sebagai salah satu figur yang dinilai memiliki kapasitas sebagai calon wakil presiden setelah memenangkan Pemilu Kepala Daerah (Pilkada) Gubernur Sumbar pada periode kedua.
Selain itu, sejumlah penghargaan dari pemerintah atas prestasinya memimpin Sumatera Barat dinilai menjadi salah satu tolok ukur kapasitasnya sebagai calon wakil presiden.
Namun, sejak namanya muncul ke permukaan sebagai figur calon wakil presiden, hingga saat ini masuk dalam bursa calon dari PKS, Irwan berkukuh tidak bersedia mengomentari hal itu.
Pengamat politik dari Universitas Andalas (Unand) Padang, Dr Asrinaldi mengatakan sikap yang ditunjukkan Irwan itu sudah tepat, karena sebagai gubernur ia adalah bagian dari pemerintah saat ini.
"Etikanya memang harus seperti itu. Akan janggal jika ia mengomentari bursa calon presiden atau wakil presiden sekarang. Berbeda halnya jika ia sudah benar-benar ditetapkan sebagai calon wakil presiden," kata dia.
Namun secara figur, ia menilai Irwan memang memiliki kapasitas untuk menjadi calon wakil presiden. Kinerjanya selama periode pertama dan memasuki periode kedua bisa dikatakan berhasil. Pembangunan berjalan baik demikian juga dari segi perekonomian. Pemerintahan juga tertata dengan baik.
Apalagi selain pengalaman sebagai gubernur, ia juga memiliki pengalaman sebagai anggota DPR RI.
Dilihat dari kader PKS yang berpotensi saat ini, nama Irwan Prayitno menurutnya memang tidak bisa disisihkan.
Sebelumnya Majelis Syuro Partai Keadilan Sejahtera (PKS) menetapkan sembilan kadernya sebagai bakal calon presiden dan wakil presiden untuk ditawarkan pada Pilpres 2019. Penetapan itu diambil dalam Musyawarah Majelis Syuro VI PKS yang digelar pada Sabtu-Minggu (13-14/1).
Nama-nama itu masing-masing Ahmad Heryawan, Hidayat Nur Wahid, Anis Matta, Irwan Prayitno, Sohibul Iman, Salim Segaf Al Jufri, Tifatul Sembiring, Al Muzammil Yusuf, dan Mardani Ali Sera. (*)