Indarung VI Ditargetkan Berproduksi Dua Juta Ton

id Benny Wendry

Indarung VI Ditargetkan Berproduksi Dua Juta Ton

Direktur Utama PT Semen Padang, Benny Wendry. (Antara)

Padang, (Antara Sumbar) - PT Semen Padang menargetkan pabrik Indarung VI yang baru selesai pengerjaannya mampu memproduksi semen hingga dua juta ton sampai akhir 2017 guna memenuhi permintaan pasar.

"Hingga akhir Mei 2017 Indarung VI sudah berproduksi sekitar 500 ribu ton dan setelah empat bulan beroperasi saat ini sedang dilakukan perbaikan selama 15 hari," kata Direktur Utama PT Semen Padang, Benny Wendry di Padang, Jumat.

Ia menambahkan pabrik Indarung VI ditargetkan mampu menghasilkan tiga juta ton semen namun karena baru beroperasi pada tahun pertama diperkirakan baru mencapai dua juta ton.

"Terkait dengan penjualan untuk pasar Sumatera mengalami kenaikan sekitar lima persen dan kami terus berupaya meningkatkan lagi," ujar dia.

"Sementara untuk pasar ekspor telah mencapai tiga kali lipat dibandingkan tahun sebelumnya," lanjut dia.

Ia mengemukakan untuk memperluas akses pemasaran saat ini sudah ada 11 pabrik pengantongan yang tersebar mulai dari Aceh, Belawan, Dumai, Batam, Jakarta, Ciwandan hingga Lampung.

Benny menyebutkan dari Januari hingga April total penjualan domestik Semen Padang mencapai 1,8 juta ton atau mengalami penurunan 4,8 persen dibandingkan periode yang sama pada 2016 yang mencapai 1,9 juta.

Kemudian ekspor Semen Padang mencapai 294.971 ton atau naik 421,6 persen dibandingkan periode yang sama pada 2016 yang mencapai 56.553 ton.

Sebelumnya Gubernur Sumatera Barat, Irwan Prayitno mengatakan, pembangunan pabrik baru Indarung VI PT Semen Padang akan memberikan kontribusi secara tindak langsung terhadap peningkatan pendapatan asli daerah (PAD) Sumbar.

Kontribusi tidak langsung itu dapat diwujudkan melalui bentuk pajak dan retribusi yang harus dibayarkan perusahaan BUMN itu sebagai mana ditetapkan peraturan daerah (Perda) Sumbar dan Kota Padang, ujarnya.

Selain itu, menurut dia pembangunan pabrik Indarung VI juga berkorelasi terhadap kebutuhan bahan baku lainnya, peralatan pendukung dan pengangkutan produk.

Efek positif lainnya adalah meningkatnya kebutuhan tambahan tenaga kerja baik dari dalam daerah maupun luar daerah, sehingga membuka peluang kerja di Sumbar, tambahnya. (*)