Pariaman, (Antara Sumbar) - Pemerintah Kota Pariaman, Sumatera Barat terus mengupayakan pemberantasan hama tupai karena telah menjadi ancaman bagi meningkatkan hasil produksi para petani buah-buahan di daerah itu.
"Pemberantasan hama tupai tidak dapat dilakukan oleh pemerintah saja, melainkan diperlukan peran serta masyarakat," kata Wakil Wali Kota Pariaman, Genius Umar di Pariaman, Rabu.
Ia mengatakan banyak petani buah-buahan, terutama kelapa yang mengeluhkan hama tupai sejak beberapa bulan terakhir yang mengakibatkan hasil produksi tanaman mereka tidak maksimal.
"Jika tidak diberantas secara berkelanjutan, tentu sebaran hama tupai bisa semakin meluas. Apalagi keberadaan tupai itu menyebar serta merata di seluruh kecamatan," ujarnya.
Sebagai salah satu upaya pemberantasan dan pengendalian hama tupai di Kota Pariaman, sebutnya masyarakat harus bersedia melakukan aksi buru tupai bersama-sama dan dilakukan secara berkala.
Ia mengatakan selain dinilai mampu membantu peningkatan hasil tanaman petani, khususnya buah-buahan seperti kelapa, mangga, durian dan lainnya, kegiatan buru tupai juga dapat sebagai sarana menyalurkan hobi masyarakat dalam berburu tupai serta mempererat silaturahmi antar sesama.
"Petani terbantu, hobi pun dapat disalurkan sehingga kegiatan itu sangat menguntungkan masyarakat," ujarnya.
Sementara itu, Kepala Dinas Pertanian dan Tanaman Pangan Kota Pariaman, Agusriatman mengatakan aksi buru tupai terus dilakukan secara berkala.
Terakhir dinas terkait bersama masyarakat setempat memberantas hama tupai di Desa Batang Tajongkek, Kecamatan Pariaman Selatan.
"Kegiatan tersebut tidak hanya diikuti pemburu tupai di Pariaman, melainkan ada yang berasal dari daerah lain termasuk Kota Padang Panjang. Mereka bahkan memperoleh hasil buruan hingga 300 ekor tupai," ujarnya.
Ia menyampaikan hal tersebut merupakan salah satu upaya memberantas hama tanaman dan dalam beberapa waktu ke depan bisa saja dilaksanakan di daerah lain dengan tujuan serupa.
Secara umum, sebutnya sasaran hama tupai saat ini di Pariaman adalah buah kelapa.
"Seekor tupai bisa memakan dua butir kelapa per harinya. Apalagi jika saat ini tersebar puluhan hingga ratusan tupai, tentu sangat merugikan hasil produksi para petani," katanya.
Jika diperkirakan, ujarnya, mengacu pada 300 ekor tupai yang tertangkap beberapa waktu lalu, tentu kerugian petani kelapa mencapai 600 butir per harinya untuk keseluruhan wilayah.
"Itu baru yang terdeteksi di satu desa, belum lagi daerah lainnya. Tentu sangat merugikan sehingga perlu pemberantasan secara berkala," katanya.
Selain meningkatkan hasil produksi petani, sebutnya upaya pemberantasan hama tupai ini juga akan meningkatkan perekonomian masyarakat khususnya petani buah-buahan. (*)
Berita Terkait
Pariaman alami sejumlah bencana dalam dua pekan terakhir
Rabu, 4 Desember 2024 17:58 Wib
Pj Wako Pariaman optimis Persikopa juarai Piala Soeratin U-17
Rabu, 4 Desember 2024 17:04 Wib
BPBD Pariaman bersihkan material pohon tumbang di objek wisata
Rabu, 4 Desember 2024 16:09 Wib
Partisipasi pemilih Pilkada Serentak 2024 di Pariaman 69,3 persen
Selasa, 3 Desember 2024 19:38 Wib
BPBD Pariaman cari anak hanyut saat mandi di muara sungai
Senin, 2 Desember 2024 4:41 Wib
Wako Pariaman perintahkan jajarannya dukung penuh Persikopa pada Piala Soeratin
Sabtu, 30 November 2024 11:50 Wib
Pj Wako Pariaman ungkap alasan pertahankan defisit APBD 2025 Rp0
Sabtu, 30 November 2024 11:48 Wib
PGRI Pariaman sambut positif kenaikan gaji guru 2025
Jumat, 29 November 2024 21:37 Wib