BMKG Sicincin Gelar Sekolah Lapangan Iklim

id BMKG Sicincin, Sekolah Lapangan Iklim

BMKG Sicincin Gelar Sekolah Lapangan Iklim

Peserta Sekolah Lapangan Iklim tahap II 2017 yang digelar oleh BMKG Stasiun Iklim Sicincin berfoto bersama usai pembukaan. (ANTARA SUMBAR/Ikhwan Wahyudi)

Padang, (Antara Sumbar) - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Stasiun Iklim Sicincin Sumatera Barat menggelar sekolah lapangan iklim tahap II yang bertujuan meningkatkan pemahaman dan pemanfaatan informasi bagi dunia pertanian.

"Dalam dunia pertanian bibit, lahan, irigasi bisa diatur, namun perubahan iklim tidak bisa dihindari. Satu-satunya cara adalah melakukan adaptasi karena itu perlu peningkatan akan pemahaman iklim perlu diberikan kepada pemangku kepentingan terkait," kata Kepala Sub Bidang Analisis dan Informasi Iklim Pusat Informasi Perubahan Iklim BMKG Adi Ripaldi di Padang, Selasa.

Ia menyampaikan berdasarkan pengalaman pelaksanaan sekolah lapangan iklim sejak lima tahun terakhir terjadi peningkatan produksi pangan sebesar 30 persen di wilayah yang diselenggarakan kegiatan.

"Pelaksanaan sekolah lapangan iklim membuat petani lebih peduli terhadap perubahan cuaca dan iklim dan berperan meningkatkan produktivitas," ujar dia.

Ia mengakui selama ini salah satu kendala yang ditemui dalam sosialisasi iklim adalah petani sulit mengubah kebiasaan karena itu BMKG terus menekankan iklim sudah berubah dan harus dilakukan penyesuaian.

"Terjadinya perubahan iklim seperti pergeseran musim hujan, kenaikan temperatur membuat petani harus mengubah pola tanam serta mengembangkan komoditas yang lebih sesuai," kata dia.

Sementara itu, Kepala BMKG Stasiun Iklim Sicincin Heron Tarigan mengatakan sekolah lapangan iklim tahap II 2017 diikuti 25 peserta terdiri atas penyuluh pertanian, perguruan tinggi, instansi terkait serta kelompok tani yang berlangsung pada 8 sampai 11 Mei 2017.

"Hingga saat ini sekolah lapangan iklim sudah diikuti sekitar 125 orang," kata dia.

Ia menilai pemanfaatan informasi iklim untuk mendukung pertanian di Sumbar sudah cukup lazim di kalangan petani.

"Kami juga rutin memberikan informasi kepada penyuluh yang diteruskan kepada petani," kata dia.

Sementara, Ketua Kelompok Tani Kampung Jambu, Kabupaten Padangpariaman, Mainiwati mengatakan kegiatan sekolah lapangan iklim cukup membantu dalam memberikan pemahaman kepada petani soal perubahan iklim.

Dengan adanya kegiatan ini kami jadi lebih paham tentang perubahan iklim dan apa yang harus dilakukan menyiasatinya agar produksi padi bertambah, kata dia. (*)