Sawahlunto Canangkan Gerakan Subuh Berjamaah Sambut Muharram

id gerakan, subuh, berjamaah

Sawahlunto, (Antara Sumbar) - Pemerintah Kota Sawahlunto, Sumatera Barat (Sumbar), mencanangkan gerakan moral Shalat Subuh Berjamaah dalam menyambut masuknya tahun baru Islam, 1 Muharram 1438 Hijriyah.

"Gerakan moral ini merupakan salah satu bentuk upaya pihak pemerintah daerah dalam membentuk masyarakat yang religius dan disiplin serta mengokohkan rasa persatuan sesama umat dan antar umat beragama," kata Wali Kota setempat, Ali Yusuf, di Sawahlunto, Jumat.

Selain itu, lanjutnya, gerakan moral yang direncanakan akan diluncurkan pada Minggu (2/10) tersebut, menjadi bagian pelaksanaan revolusi mental yang dicanangkan oleh Presiden Joko Widodo dan wakil Presiden Yusuf Kalla sebagai bentuk perjuangan dalam memajukan bangsa Indonesia menjadi bangsa yang besar dan bermartabat.

Menurutnya, menumbuhkan kebiasaan melaksanakan shalat subuh secara berjamaah di masjid atau mushalla diyakini dapat melatih fisik dan mental masyarakat agar berkembang menjadi suatu kelompok sosial yang memiliki kepribadian rajin dan menghargai waktu serta peduli terhadap sesama.

"Setiap umat muslim harus bangun tidur lebih awal dan membersihkan diri sebelum bersiap-siap berangkat ke tempat ibadah terdekat, kebiasaan ini tentu juga akan membawa dampak positif terhadap derajat kesehatan fisik dan mental masyarakat," tambahnya.

Pihaknya mengimbau kepada seluruh umat muslim di kota itu agar turut bersama-sama menyukseskan gerakan tersebut dengan khusuk dan ikhlas semata-mata ingin beribadah tanpa mengharapkan apapun selain ridha Allah.

"Mari satukan niat dan tekad kita untuk memberikan keteladanan yang baik bagi generasi muda Sawahlunto sehingga mereka mampu tumbuh menjadi generasi penerus bangsa yang cerdas dan memiliki karakter keimanan dan kebangsaan yang berkualitas," ajaknya.

Sementara itu, Ketua Dewan Masjid Kota Sawahlunto, H Afdhal menyambut baik dicanangkannya gerakan tersebut di kota itu.

"Kebijakan ini bisa dikategorikan bentuk dakwah dari penguasa yang menggunakan kekuasaannya untuk membangun kualitas mental spiritual masyarakatnya," kata dia.

Dengan dicanangkannya gerakan itu, tambahnya, akan mampu menggerakkan hati individu masyarakat yang sebelumnya enggan melaksanakan shalat di mesjid atau mushalla akan merasa terpanggil untuk meningkatkan kualitas ibadahnya dengan berjamaah.

"Adalah sebuah keteladanan yang baik jika ada penguasa yang menggunakan kekuasaannya untuk mengembangkan syiar agama dan sudah menjadi kewajiban umat muslim untuk mematuhi pemimpinnya yang mengarahkan umat untuk berbuat kebaikan," tegas dia.

Senada, salah seorang jamaah masjid di kota itu, Syarifuddin(52) menyebutkan ia dan keluarganya siap melaksanakan imbauan pemerintah untuk shalat berjamaah di masjid atau mushalla.

"Tidak ada alasan mempersoalkan pencanangan gerakan ini karena jika dilaksanakan maka segala kebaikannya akan diperoleh bagi orang-orang yang melakukannya," lanjut dia. (*)