Sawahlunto Gelar Seminar Peningkatan Kerja Sama Penanaman Modal

id sawahlunto, seminar, penanam, modal

Sawahlunto, (Antara Sumbar) - Pemerintah Kota Sawahlunto, Sumatera Barat (Sumbar), akan menggelar seminar tentang peningkatan koordinasi dan kerjasama penanaman modal di Sawahlunto, Rabu (7/9).

"Dalam kegiatan itu akan menghadirkan salah seorang narasumber dari Florida Amerika Serikat berdarah Indonesia, DR Abdullah Rudolf Smit, yang sehari-harinya berprofesi sebagai konsultan pariwisata," kata kepala Seksi Promosi dan Investasi Kantor Penanaman Modal dan Pelayanan Satu Pintu setempat, Atiek Deffiani di Sawahlunto, Kamis.

Seminar tersebut, merupakan bentuk upaya pihaknya untuk mempertajam proyeksi serta strategi promosi terhadap peluang-peluang kerja sama yang bisa ditawarkan kepada para calon penanam modal, guna menjawab tantangan ketatnya persaingan dunia investasi di Indonesia dengan segala keunggulan yang dimiliki masing-masing daerah.

Dalam kegiatan tersebut, lanjutnya, akan melibatkan para pelaku usaha bidang kepariwisataan serta segenap unsur pengambil kebijakan di lingkungan pemerintah kota itu dan diharapkan mampu melahirkan pemahaman yang sama dalam meningkatkan minat pemilik modal untuk berinvestasi di Kota Sawahlunto.

Disinggung tentang iklim investasi di kota itu, ia menyebutkan secara umum minat pemilik modal cukup bagus namun hingga saat ini belum ada tindak lanjut realisasinya.

"Kami sudah mencoba menggali penyebab utama terhambatnya realisasi minat mereka dan sejauh ini status lahan dan kondisi sarana prasarana jalan menjadi kendala utama bagi para pemilik modal," ungkapnya.

Selain itu, lanjutnya, kondisi topografi kota itu yang berbukit serta jumlah penduduk yang sedikit sebagai potensi pasar lokal juga turut menjadi sebab menurunnya minat berinvestasi dalam bidang industri.

Berdasarkan kondisi tersebut, pihaknya melalui kegiatan itu mencoba untuk melakukan perubahan proyeksi peluang investasi dengan mengutamakan penanaman modal terhadap jenis usaha yang sesuai dengan bentang alam serta bentuk kerja sama saling menguntungkan yang melibatkan kelompok masyarakat adat sebagai pemilik modal.

"Untuk sementara jenis usaha yang paling sesuai dengan prinsip tersebut adalah dengan menawarkan sektor penanaman modal di bidang peningkatan minat wisatawan guna mendukung visi kota wisata tambang yang berbudaya, seperti pembangunan cable car, hotel, apartemen dan lain sebagainya," kata dia.

Peluang tersebut, tambahnya, sudah didukung dengan jumlah kunjungan rata-rata pelancong yang mencapai 700 ribu orang pertahun ditambah jumlah total penduduk kota itu sebanyak 65 ribu jiwa.

Sementara itu, Ketua Komisi II DPRD Kota Sawahlunto, Bakri SP ME, mengatakan membutuhkan regulasi yang jelas dalam memberikan kepastian hukum bagi pelaku usaha pariwisata, jika memang pihak pemerintah daerah berkeinginan untuk mengembangkan potensi penanaman modal bidang kepariwisataan.

"Hal yang tidak kalah pentingnya adalah penegasan tentang adanya perlindungan terhadap pelaku usaha kecil menengah (UKM) dengan memberikan batasan jumlah permodalan serta jenis usaha yang diperbolehkan untuk dikelola pihak pemodal besar," tegas dia. (*)