Pembimbing Ibadah Kunci Kepatuhan Jadwal Lontar Jumrah

id Haji

Mekkah, (Antara Sumbar) - Kepala Sektor Sembilan Daerah Kerja Mekkah Misbahudin menilai pembimbing ibadah, pengurus Kelompok Bimbingan Ibadah Haji (KBIH), dan ustad memainkan peran penting untuk memastikan kepatuhan jamaah pada jadwal dan rute melontar jumrah.

"Saya melihat simpul-simpulnya ada pada pembimbing ibadah, ketua kelompok terbang, pengurus KBIH dan para kiai karena masyarakat awam itu kan tidak mengerti tentang afdholiyah secara umum," kata Misbahudin di Kantor Daerah Kerja Mekkah, Selasa.

Menurut dia, para tokoh kunci itu dapat lebih mudah memberikan pengertian terhadap jamaahnya karena pada umumnya jamaah akan mengikuti nasehat dari para pembimbingnya.

Oleh karena itu ia berencana untuk mengkoordinasikan kepatuhan akan jadwal dan rute melontar jumroh dengan para tokoh kunci tersebut segera.

"Kalau tidak dikumpulkan sekaligus, kita datangi tiap-tiap hotel dan kita kumpulkan mereka," katanya.

Sektor Sembilan yang berlokasi di Misfalah terdiri dari 13 pemondokan dengan jamaah 45 kelompok terbang (kloter). Kloter terakhir menurut Misbahudin akan tiba pada 4 September atau empat hari jelang puncak haji.

Kepatuhan akan jadwal dan rute melontar jumroh menjadi krusial untuk menghindari terulangnya peristiwa berdesak-desakan di jalur 204 Mina tahun lalu yang memakan ratusan korban jiwa.

Pada 10 Dzulhijjah, jamaah haji Indonesia dan Asia Tenggara diminta untuk tidak melontar mulai pukul 06.00 sampai 10.30 waktu Arab Saudi. Sedang pada hari tasyrik, jamaah Indonesia diimbau agar tidak melontar dari waktu Duhur sampai Ashar atau dari pukul 13.00 sampai 16.00 waktu Arab Saudi.

Bagi jamaah Indonesia terdapat dua rute besar yang akan dilalui untuk melakukan lontar jumrah. Rute pertama bagi jamaah haji Indonesia yang tinggal di Mina yang akan berjalan menuju Jamarat --lokasi lontar jumrah -- melalui Terowongan Muaishim.

Rute ini merupakan jalur paling aman bagi jamaah haji Indonesia dan akan dilalui oleh sekitar 134 ribu jamaah haji.

Rute kedua melalui RS Mina Al Wadi lalu berjalan menyusuri jalan 206 menuju Jamarat. Jalur pulang dari rute ini akan melalui Jalan Malik Fahd.

Rute ini akan dilalui oleh tujuh maktab atau sekitar 21 ribu jemaah haji Indonesia yang tinggal di Mina Jadid.

Untuk mencegah kepadatan maka jamaah Indonesia akan diberangkatkan secara bertahap per kloter. (*)