Pelaku Seni di Sawahlunto Perlu Perhatian Pemerintah

id Pelaku Seni

Sawahlunto, (Antara Sumbar) - Sejumlah pelaku seni tradisi di Kota Sawahlunto Provinsi Sumatera Barat meminta perhatian pemerintah daerah terkait fasilitas untuk pelestarian seni budaya binaan mereka.

"Kami memerlukan peralatan serta sarana infrastruktur berupa gedung pertunjukan untuk mendukung upaya melanggengkan kesenian tradisi dalam mendukung visi kota ini sebagai Kota Wisata Tambang yang Berbudaya," kata salah seorang pelaku seni di Sawahlunto itu, Obik, Senin.

Selama ini, ia bersama sejumlah pelaku seni lainnya terpaksa harus menumpang di salah satu ruangan kantor Dinas Pariwisata dan Kebudayaan setempat untuk berlatih, dengan memanfaatkan peralatan seadanya.

Hal itu cukup menyulitkan mereka, apalagi ketika harus mempersiapkan penampilan untuk mengisi acara baik yang diselenggarakan pihak instansi pemerintahan maupun masyarakat.

"Kondisi tersebut menjadi semakin sulit karena tidak tersedia lokasi pementasan yang layak dengan daya tampung penonton lebih banyak, sehingga tidak bisa mengandalkan pementasan dalam menggalang dana untuk membeli peralatan yang diperlukan," kata dia lagi.

Menurutnya, biasanya lokasi pementasan seni budaya dilakukan di kawasan terbuka seperti Lapangan Silo serta Lapangan Segitiga yang tidak memiliki fasilitas pendukung yang memadai seperti tata letak panggung dan penonton, satu-satunya bangunan yang bisa dimanfaatkan adalah gedung Pusat Kebudayaan dan Aula PT Bukit Asam-Unit Pertambangan Ombilin (BA-UPO).

"Bangunan gedung Pusat Kebudayaan dikuasai pengelolaannya oleh pihak swasta, sedangkan aula PT BA-UPO tidak diperuntukkan bagi kegiatan seni budaya, selain biaya sewa gedung yang tarifnya cukup mahal bagi kami," katanya lagi.

Pihaknya berharap, kondisi tersebut menjadi perhatian pemerintah seiring bermunculan kelompok seni tradisi dan modern di kota itu, dengan pelakunya didominasi generasi muda kota itu.

Pelaku seni lainnya, Adril Janggara menambahkan, saat ini Pemerintah Kota Sawahlunto bersikap seolah-olah mengabaikan potensi seni tradisi dan lebih mengutamakan bidang olahraga dalam mendukung visi kota wisata.

Dia meminta, pihak Pemkot Sawahlunto mengembalikan arah pembangunan kota itu sebagaimana yang telah dituangkan dalam Peraturan Daerah Nomor 2 Tahun 2001 tentang visi Kota Wisata Tambang yang Berbudaya.

Sebelumnya, budayawan asal Sumatera Barat yang juga dosen salah satu perguruan tinggi ternama bidang kesenian di provinsi itu, Zulkifli Dt Sinaro Nan Kuniang SKar MHum, mengatakan upaya pembinaan seni tradisi merupakan salah satu program pemerintahan Presiden Joko Widodo dan Wakil Presiden Jusuf Kalla sebagai salah satu bentuk Program Revolusi Mental, yakni memperteguh kebhinnekaan dan memperkuat restorasi sosial Indonesia.

"Salah satunya dengan mengembangkan insentif khusus untuk memperkenalkan dan mengangkat potensi budaya lokal," kata dia. (*)