Desa Wisata Sawahlunto Butuh Penambahan Anggaran Infrastruktur
Sawahlunto, (AntaraSumbar) - Desa Wisata di Kota Sawahlunto masih membutuhkan penambahan anggaran untuk membenahi infrastruktur serta kelengkapan pendukung lainnya dalam menunjang pengembangan potensi wisata alam di daerah itu.
"Setidaknya perbaikan bangunan pondok berikut kelengkapan fasilitas umum dan sosial, wahana permainan anak-anak serta pondok kuliner bagi para pedagang K-5 di lokasi yang sudah dikembangkan saat ini, Air Terjun Sungai Bikan, menjadi perhatian utama kami untuk segera dibenahi," kata Pengelola Desa Wisata Rantih Kota Sawahlunto, Budiman di Sawahlunto, Senin.
Hal itu, lanjutnya, seiring makin meningkatnya minat masyarakat untuk mengunjungi objek tersebut, untuk menyaksikan keindahan alam hutan tropis yang masih terawat baik serta melakukan aktivitas "outbound" atau menginap di pondok-pondok wisata yang ada saat ini.
Pihaknya memperkirakan, sedikitnya ada sekitar 300 pengunjung yang terdiri atas masyarakat lokal dan daerah sekitar kota itu, dengan potensi perputaran uang rata-rata Rp5 juta per bulan dari pos pendapatan tiket masuk dan parkir kendaraan.
"Kondisi itu belum lah maksimal karena pada lokasi objek belum dilengkapi wahana permainan dan warung makanan, sehingga kontribusi objek tersebut terhadap pertumbuhan ekonomi masyarakat sekitar dinilai masih minim," sebutnya.
Dia menambahkan untuk mengatasi kebutuhan anggaran infrastruktur tersebut, pihaknya sudah mengajukan penambahan anggaran pengembangan potensi kawasan Desa Wisata Rantih serta perintisan lokasi lainnya di desa tersebut kepada pemerintah melalui DPRD setempat.
Menurutnya selain lokasi Air Terjun Bikan yang sedang dikembangkan saat ini, sedikitnya ada tiga lokasi lainnya yang berpotensi sebagai areal pengembangan objek desa wisata, diantaranya kawasan Air Terjun Landu, Lembah Tibarau serta Lembah Tinagan.
Ia menjelaskan pihaknya juga sudah merancang lokasi wahana - wahana permainan petualangan seperti "flying fox", panjat tebing serta arung jeram dengan memanfaatkan derasnya arus sungai Batang Rantih, dan permainan lainnya, dengan jenis dan segmentasi cukup beragam bagi segala kelompok umur tanpa merubah ide dasar desa wisata yang mengedepankan konsep-konsep kelestarian hutan tropis sebagai latar belakangnya.
Sementara itu, Wakil Ketua DPRD Kota Sawahlunto, Hasjhonni mengaku pihaknya sudah menerima usulan masyarakat tersebut sekaitan dengan salah satu fungsi lembaganya sebagai lembaga penganggaran dalam tatanan pemerintahan daerah yang diatur dalam Undang-Undang nomor 23 tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah.
"Kami akan memasukkan usulan tersebut untuk dibahas bersama pihak terkait lainnya, guna mencari jalan keluar untuk memenuhi kebutuhan anggaran dalam mengembangkan potensi pariwisata di Desa Rantih yang berada di wilayah Administratif Kecamatan Talawi Kota Sawahlunto," kata dia.
Menurutnya, dari informasi yang diperoleh pihaknya kegiatan tersebut seyogyanya sudah dituangkan dalam APBD 2016, namun urung dilaksanakan dengan alasan yang tidak diketahui pihak DPRD setempat.
Sejauh ini, lanjutnya, pengelolaan potensi wisata alam oleh pengelola Desa Wisata Rantih sudah terlaksana cukup baik, namun diakui belum memberikan efek yang kuat terhadap pertumbuhan ekonomi mikro di kota itu.
"Disinilah letak kekeliruan yang harus diperbaiki oleh pihak terkait, yakni terus berupaya membuka kawasan wisata baru tetapi tidak fokus dalam mengembangkan potensi kepariwisataan yang sudah ada sehingga mengalami penurunan trend kunjungan, akibatnya seluruh potensi tersebut tidak memiliki kemampuan sebagai penyangga laju pertumbuhan ekonomi masyarakat sesuai tujuan awal visi kota wisata tambang yang berbudaya sebagaimana dituangkan dalam Peraturan Daerah Kota Sawahlunto nomor 2 tahun 2001," katanya.
Sebelumnya, Menteri Pariwisata (Menpar) Republik Indonesia, Arief Yahya mengapresiasi upaya Pemerintah Kota Sawahlunto dalam mengembangkan potensi kawasan wisata sejarah yang ada di daerah itu.
"Kota Sawahlunto memiliki potensi yang sangat luar biasa, disamping bentang alam yang indah kota ini juga memiliki nilai sejarah yang tinggi dan cukup menggambarkan bagaimana sebuah kota modern dari abad ke-19 dibangun," katanya. (*)
"Setidaknya perbaikan bangunan pondok berikut kelengkapan fasilitas umum dan sosial, wahana permainan anak-anak serta pondok kuliner bagi para pedagang K-5 di lokasi yang sudah dikembangkan saat ini, Air Terjun Sungai Bikan, menjadi perhatian utama kami untuk segera dibenahi," kata Pengelola Desa Wisata Rantih Kota Sawahlunto, Budiman di Sawahlunto, Senin.
Hal itu, lanjutnya, seiring makin meningkatnya minat masyarakat untuk mengunjungi objek tersebut, untuk menyaksikan keindahan alam hutan tropis yang masih terawat baik serta melakukan aktivitas "outbound" atau menginap di pondok-pondok wisata yang ada saat ini.
Pihaknya memperkirakan, sedikitnya ada sekitar 300 pengunjung yang terdiri atas masyarakat lokal dan daerah sekitar kota itu, dengan potensi perputaran uang rata-rata Rp5 juta per bulan dari pos pendapatan tiket masuk dan parkir kendaraan.
"Kondisi itu belum lah maksimal karena pada lokasi objek belum dilengkapi wahana permainan dan warung makanan, sehingga kontribusi objek tersebut terhadap pertumbuhan ekonomi masyarakat sekitar dinilai masih minim," sebutnya.
Dia menambahkan untuk mengatasi kebutuhan anggaran infrastruktur tersebut, pihaknya sudah mengajukan penambahan anggaran pengembangan potensi kawasan Desa Wisata Rantih serta perintisan lokasi lainnya di desa tersebut kepada pemerintah melalui DPRD setempat.
Menurutnya selain lokasi Air Terjun Bikan yang sedang dikembangkan saat ini, sedikitnya ada tiga lokasi lainnya yang berpotensi sebagai areal pengembangan objek desa wisata, diantaranya kawasan Air Terjun Landu, Lembah Tibarau serta Lembah Tinagan.
Ia menjelaskan pihaknya juga sudah merancang lokasi wahana - wahana permainan petualangan seperti "flying fox", panjat tebing serta arung jeram dengan memanfaatkan derasnya arus sungai Batang Rantih, dan permainan lainnya, dengan jenis dan segmentasi cukup beragam bagi segala kelompok umur tanpa merubah ide dasar desa wisata yang mengedepankan konsep-konsep kelestarian hutan tropis sebagai latar belakangnya.
Sementara itu, Wakil Ketua DPRD Kota Sawahlunto, Hasjhonni mengaku pihaknya sudah menerima usulan masyarakat tersebut sekaitan dengan salah satu fungsi lembaganya sebagai lembaga penganggaran dalam tatanan pemerintahan daerah yang diatur dalam Undang-Undang nomor 23 tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah.
"Kami akan memasukkan usulan tersebut untuk dibahas bersama pihak terkait lainnya, guna mencari jalan keluar untuk memenuhi kebutuhan anggaran dalam mengembangkan potensi pariwisata di Desa Rantih yang berada di wilayah Administratif Kecamatan Talawi Kota Sawahlunto," kata dia.
Menurutnya, dari informasi yang diperoleh pihaknya kegiatan tersebut seyogyanya sudah dituangkan dalam APBD 2016, namun urung dilaksanakan dengan alasan yang tidak diketahui pihak DPRD setempat.
Sejauh ini, lanjutnya, pengelolaan potensi wisata alam oleh pengelola Desa Wisata Rantih sudah terlaksana cukup baik, namun diakui belum memberikan efek yang kuat terhadap pertumbuhan ekonomi mikro di kota itu.
"Disinilah letak kekeliruan yang harus diperbaiki oleh pihak terkait, yakni terus berupaya membuka kawasan wisata baru tetapi tidak fokus dalam mengembangkan potensi kepariwisataan yang sudah ada sehingga mengalami penurunan trend kunjungan, akibatnya seluruh potensi tersebut tidak memiliki kemampuan sebagai penyangga laju pertumbuhan ekonomi masyarakat sesuai tujuan awal visi kota wisata tambang yang berbudaya sebagaimana dituangkan dalam Peraturan Daerah Kota Sawahlunto nomor 2 tahun 2001," katanya.
Sebelumnya, Menteri Pariwisata (Menpar) Republik Indonesia, Arief Yahya mengapresiasi upaya Pemerintah Kota Sawahlunto dalam mengembangkan potensi kawasan wisata sejarah yang ada di daerah itu.
"Kota Sawahlunto memiliki potensi yang sangat luar biasa, disamping bentang alam yang indah kota ini juga memiliki nilai sejarah yang tinggi dan cukup menggambarkan bagaimana sebuah kota modern dari abad ke-19 dibangun," katanya. (*)