Warga Padang Budidayakan Lele Dengan Sistem Bioflok

id Warga Padang Budidaya Lele Sistem Bioflok

Warga Padang Budidayakan Lele Dengan Sistem Bioflok

Peternak Lele/Regina Safri (Antara Foto)

Padang, 30/1 (Antara) - Sekelompok warga di Kelurahan Sungai Sapih, Kecamatan Kuranji, Padang, Sumatera Barat, untuk pertama kali mempunyai kolam percontohan budi daya lele menggunakan sistem teknologi bioflok atau kolam terpal.

"Kami menjadi satu-satunya kolam percontohan di Padang, kemudian Dharmasraya juga membudidayakan lele menggunakan sistem bioflok, jadi di Sumbar hanya ada dua daerah yang menggunakan sistem bioflok ini," kata Rahmad, ketua Kelompok Budi Daya Ikan di Sungai Sapih, Sabtu.

Ia mengatakan teknologi bioflok efektif dalam membudidayakan ikan lele atau air tawar lainnya karena dapat menghemat tempat, air, dan juga makanan dari ikan tersebut.

Penghematan tersebut dikarenakan flok yang dihasilkan dari oksigen yang terlarut juga bisa dimanfaatkan dari sisa makanan yang berupa zat amoniak dijadikan sebagai bahan makanan ikan itu sendiri.

Setelah itu, sisa makanan di proses oleh enzim probiotik, krobiotik dan mullase yang difermentasikan menjadi senyawa berbentuk kolagen dan mulasi air yanng pada akhirnya membentuk flok flok.

Oleh karena itu lebih efisien bila dilakukan tanpa adanya penggantian air, walaupun ada itu hanya sedikit, tempatnya cukup efisien karena menggunakan kolam bundar fiber.

Selain itu, untuk mempersiapkan kolam membutuhkan waktu 10 hari ataupun satu minggu dalam mempersiapkan tempat atau wadah agar kolam telah membentuk flok, kemudian barulah benih di masukkan ke dalam fiber.

Ia menjelaskan, kolam bioflok ini memiliki tinggi sekitar 2,5 meter dan dapat menampung ikan menggunakan sistem debit air, satu kubik air diisi benih ukuran enam sampai tujuh cm bisa menampung 1000 ekor ikan.

Total dari satu fiber bisa mencapai 4 kubik air dengan jumlah tampungan ikan sebanyak 3000 ekor.

Ia mengatakan, dari keseluruhan kolam fiber dapat menghasilkan sekitar dua ton ikan, dengan jumlah bibit awal sekitar 20 ribu, selain itu pada Januari ini telah melakukan panen pertama sekitar 200 kilo ikan.

Ia berharap dengan sistem bioflok ini budidaya lele akan lebih berkembang dan tidak ada lagi kendala penyakit ikan maupun cuaca buruk.