BEI Padang akan Tambah Galeri Investasi

id BEI Padang, Galeri, Investasi

Padang, (AntaraSumbar) - Bursa Efek Indonesia Kantor Perwakilan Padang pada tahun ini akan membuka dua galeri investasi dalam memberikan edukasi dan sosialisasi kepada masyarakat tentang pasar saham dan program "Yuk Nabung Saham".

"Kami saat ini telah memiliki empat galeri investasi, yakni berada di Universitas Andalas (Unand), Unversitas Negeri Padang (UNP), Politeknik Negeri dan UPI YPTK. Tahun ini akan kami tambah di IAIN Imam Bonjol dan STAIN Batusangkar," kata Kepala BEI Kantor Perwakilan Padang, Reza Sadat Shahmeini di Padang, Kamis.

Dengan adanya penambahan galeri investasi itu, katanya, edukasi dan sosialisasi tentang pasar sama serta program "Yuk Nabung Saham" juga berjalan bagi kalangan akademisi, mahasiswa dan pegawai di perguruan tinggi tersebut sehingga akan menambah investor baru.

Ia menambahkan, BEI Kantor Perwakilan Padang pada tahun ini menargetkan penambahan investor baru sebanyak 5.180. Sasarannya tidak jauh berbeda pada tahun sebelumnya, seperti pegawai industri jasa keuangan, pegawai negeri di 19 kabupaten/kota, mahasiswa, serta masyarakat umum.

Sejak peluncuran Program "Yuk Nabung Saham" yang dilakukan langsung oleh Wakil Presiden Jusuf Kalla pada 12 November 2015, selama Januari 2016 ini sudah ada penambahan investor baru sebanyak 500 orang di Sumbar.

Sementara pada tahun 2015, dari target investor baru 1.731 investor baru, ternyata animo masyarakat Sumbar terhadap pasar saham cukup bagus dengan capaian investor baru sebanyak 2.337.

Ia menyebutkan, dari 115 perusahaan sekuritas yang terdaftar di BEI, sebanyak sembilan perusahaan telah membuka cabang di Padang. "Bagi masyarakat Sumbar yang ingin membeli saham, bisa langsung ke perusahaan sekuritas yang telah ada di Padang," katanya.

Selain itu, katanya, pihaknya juga akan melakukan sosialisasi ke kabupaten/kota dan saat itu masyarakat bisa langsung membuka rekening efek.

Ia menyebutkan, salah satu penyebab masih enggannya masyarakat di Sumbar untuk menabung di pasar modal karena adanya kekhawatiran terhadap investasi-investasi bodong. "Masyarakat jangan takut untuk berinvestasi di pasar modal, karena legalitasnya jelas. Pasar modal diatur dalam UU No. 8/1995 tentang Pasar Modal," katanya.

Ia mengatakan, saat ini pasar modal Indonesia kini masih dikuasai oleh investor dari negara lain. Data tahun 2015, katanya, jumlah penanam saham dari luar negeri mencapai lebih 63 persen, sementara investor domestik hanya sekitar 36 persen.

"Ini kesempatan bagi kita, khususnya di Sumbar, untuk ikut menanam saham melalui pasar modal," katanya. (*)