Lubuk Basung, (AntaraSumbar) - Produksi gabah kering giling di Kabupaten Agam meningkat sebesar 5,09 persen atau sebanyak 333.055 ton pada 2015 menjadi 322.621 ton pada 2014.
Kepala Dinas Pertanian Tanaman Pangan Hortikultura dan Peternakan (Dispertahornak) Agam, Afdha di Lubuk Basung, Selasa, mengatakan, peningkatan produksi gabah kering giling ini didorong oleh perluasan lahan panen dari 61.423 hektare pada 2014 menjadi 61.624 hektare pada 2015.
"Masing-masing hektare produksi padi mencapai 5,51 ton gabah kering giling," katanya.
Selain perluasan lahan, Dispertahornak juga mengadakan Sekolah Lapang Pengelolaan Sumber Daya Tanaman Terpadu (SLPPT) dalam upaya meningkatkan sumber daya petani.
Lalu membina kepada petani di masa tanam dan panen. Kemudian memberikan membantu kepada petani dalam mengantisipasi dan menangani ancaman gangguan tanaman dan panen baik karena faktor alam atau serangan hama.
Dispertahornak juga berupaya maksimal menyalurkan pupuk tepat waktu dan mengarahkan petani menggunakan bibit unggul. Serta melakukan penanaman, panen secara baik dan benar.
"Kabupaten Agam berupaya terus meningkatkan produksi agar program swasembada pangan secara nasional yang dicanangkan pemerintah benar-benar terwujud," katanya.
Ia menyebutkan, produksi padi di Agam mengalami peningkatan setiap tahun. Pada tahun 2010 sebanyak 279.144 ton gabah kering giling dengan luas panen sebanyak 52.054 hektare.
Sementara pada tahun 2011 sebanyak 289.634 ton gabah kering giling dengan luas panen sebanyak 55.329 hektare. Pada 2012 sebanyak 310.022 ton dengan luas panen 56.989 hektare. Pada 2013 seanyak 320.642 ton dengan luas panen sebanyak 58.144 hektare.
Peningkatan ini tidak terlepas dari kerja keras para petani dalam menggarap sawah, sehingga hasilnya meningkat.
Ia berharap produksi padi akan terjadi peningkatan pada 2016, sehingga petani akan sejahtera.
Salah seorang petani di Lubuk Basung, Ariadi menambahkan, pihaknya selalu mengunakan bibit unggul dengan varietas lokal seperti IR 42, Banang Pulau, IR 66 dan lainnya.
"Pengunaan bibit unggul ini saya gunakan karena produksi banyak dan harga mahal sekitar Rp8.000 perkilogram," katanya. (*)