SDN-29 Lumindai Sawahlunto Butuh Penambahan Fasilitas Belajar

id SDN-29 Lumindai Sawahlunto

Sawahlunto, (Antara) - Sekolah Dasar Negeri 29 Lumindai, Kota Sawahlunto, Sumatera Barat, membutuhkan penambahan beberapa infrastruktur serta fasilitas pendukung proses belajar mengajar di sekolah itu.

Kepala Sekolah Dasar tersebut, Endi Fauzi di Sawahlunto, Rabu, mengatakan saat ini bangunan sekolah diakui sudah cukup memadai, yakni enam ruang kelas dan satu ruang perpustakaan.

"Namun toilet sekolah dalam kondisi tidak layak pakai serta pagar halaman belum ada, hal itu cukup menyulitkan para pelajar karena lokasi bangunan berada di puncak bukit dengan lembah cukup terjal dengan luas lokasi sekitar 1.095 meter persegi," kata dia.

Kemudian, lanjutnya, sarana prasarana komputer serta koleksi buku perpustakaan juga sangat dibutuhkan, agar tingkat kualitas didik yang diterima murid-murid sekolah tersebut sama dengan sekolah-sekolah lainnya.

Dia mengatakan, sekolah tersebut pada mulanya berfungsi sebagai kelas jauh untuk kelompok belajar paket A, sejak era tahun 70-an.

Lalu pada tahun 2014 statusnya dinaikkan statusnya menjadi sekolah negeri dan saat ini total peserta didik sudah mencapai sebanyak 66 orang, dengan lima orang guru dan empat tenaga honorer.

"Di antara lima orang guru yang tersedia, tiga orang sudah berstatus Aparatur Sipil Negara (ASN), satu orang calon ASN dan sisanya masih honorer," ujar dia.

Terpisah, Wakil Wali Kota Sawahlunto, Ismed SH, mengatakan pihak Pemerintah Kota Sawahlunto melalui institusi terkait terus mengupayakan peningkatan sarana dan prasarana pendidikan, khususnya di daerah-daerah terpencil.

"Khusus SD Negeri 29 Lumindai, sejauh ini kami sudah memperbaiki akses jalan menuju lokasi sekolah disamping bangunan dan beberapa instrumen vital lainnya," kata dia.

Bahkan, lanjutnya, di areal sekolah tersebut juga sudah dialiri listrik dan air bersih, sehingga pendidikan untuk hidup bersih dan sehat bisa diterapkan.

Sebelumnya, lanjut dia, pelajar di sekolah tersebut harus membuka sepatu terlebih dahulu untuk menempuh jalan tanah yang licin, disaat musim hujan tiba.

"Saat ini secara bertahap sudah kami benahi dan kelengkapannya terus diupayakan dengan anggaran yang bisa dikatakan sangat terbatas, dengan titik sasaran pembangunan yang cukup menyebar," jelas dia.

Pihaknya juga mengimbau dan mengajak seluruh pihak agar turut secara bersama-sama memperhatikan peningkatan kualitas pendidikan, khususnya di daerah - daerah terpencil seperti sekolah tersebut.

"Harus ada upaya peningkatan swadaya masyarakat untuk membenahi kualitas pendidikan mereka, disamping memanfaatkan dana alokasi umum (DAU) dan dana alokasi khusus (DAK), seperti menyumbangkan buku-buku pelajaran dan lain sebagainya untuk koleksi perpustakaan," kata dia.

Pantauan Antara, sejauh ini sekolah tersebut memang masih membutuhkan sejumlah peningkatan kelengkapan fasilitas pendukung, meskipun pernah dibantu oleh beberapa kalangan berupa beasiswa dan paket alat belajar bagi murid-murid sekolah tersebut yang sebagian besarnya berasal dari keluarga kategori miskin.

Keberadaan lokasi bangunan yang berada di puncak bukit, juga menjadi kendala tersendiri bagi seluruh peserta didik dan staf pengajar.

Meskipun alokasi dana pendidikan diakui pihak terkait sudah mencapai 30 persen, namun penggunaannya masih didominasi oleh gaji guru serta tunjangan lain, akibat terbatasnya Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) kota itu. (*)