Menaker Dorong Perusahaan Rekrut Lulusan BLK

id Menaker Dorong Perusahaan Rekrut Lulusan BLK

Jakarta, (Antara) - Menteri Ketenagakerjaan M Hanif Dhakiri meminta perusahaan di Indonesia tidak ragu merekrut para alumni pelatihan kerja dari Balai Latihan Kerja (BLK), dan menjamin para alumni BLK itu memiliki kompetensi dan keterampilan kerja sesuai kebutuhan industri dan pasar kerja. "Pemerintah mendorong agar perusahaan-perusahaan merekrut lebih banyak lagi para alumni BLK yang telah siap bekerja sesuai kebutuhan dan standar industri modern," kata Menaker di Jakarta, Kamis, usai melakukan kunjungan kerja ke Solo, Jawa Tengah pada Rabu (25/3). Dalam kunjungan kerjanya di Jawa Tengah, Menaker juga melepas 320 orang alumni pelatihan kerja dari Balai Besar Latihan Kerja Industri (BBLKI) Surakarta yang langsung direkrut untuk bekerja di PT Pan Brothers Holding Company, sebuah perusahaan garmen yang berorientasi ekspor. "Keberadaan BLK-BLK terbukti efektif dalam meningkatkan keterampilan dan kompetensi para pencari kerja. Bahkan rata-rata lulusan BLK langsung diserap pasar kerja. Ini karena program pelatihan memang disesuaikan dengan kebutuhan pasar kerja dan industri," tutur Hanif. Berdasarkan data Kementerian Ketenagakerjaan, saat ini ada 276 BLK yang terdiri dari 14 BLK milik Kemnaker dan 262 BLK milik Pemda Provinsi/Kab/Kota yang mampu melatih hingga 80.000 orang pertahunnya. Sementara itu, menurut Hanif, salah satu faktor timbulnya pengangguran adalah tidak terserapnya lulusan pendidikan oleh dunia industri, karena tidak memiliki kompetensi dan kualifikasi yang dibutuhkan pasar kerja. "Oleh karena itu, kami terus melakukan proses pelatihan, sertifikasi dan penempatan untuk para pencari kerja dan masyarakat umum sehingga nantinya lulusan BLK langsung dapat terserap pasar kerja," ujar Hanif. Dengan pelaksanaan program yang terintegrasi di BLK, Menaker menyatakan optimistis dapat menghasilkan lulusan dengan kulaitas kompetensi kerja yang bisa diandalkan. Selain dapat langsung diserap pasar kerja, para lulusan BLK itu juga mampu membuka lapangan kerja baru dengan berwirausaha. Untuk lebih memastikan para lulusan BLK dapat terserap oleh dunia industri, Menaker menyarankan agar pemda dapat melakukan pemetaan mengenai keunggulan daerahnya dan menyesuaikan dengan pelatihan yang digelar di BLK. "Kedepannya kita minta agar pihak pemda melakukan pemetaan kebutuhan pasar kerja dan produk unggulan di wilayahnya sehingga BLK-BLK bisa difokuskan pada kejuruan-kejuruan tertentu saja," kata Hanif. Misalkan, jika suatu daerah berada di kawasan laut dan pesisir, maka program-program BLK harus difokuskan pada pelatihan-pelatihan kerja di bidang maritim. Sedangkan untuk daerah lain dapat disesuaikan pola pelatihan di BLK dengan yang dibutuhkan seperti pelatihan keterampilan kejuruan otomotif, las, bangunan kayu dan batu, elektonik, komputer, teknologi informasi, menjahit, kerajinan tangan, pertanian dan perkebunan serta lainnya. (*/jno)