Padang, (Antarasumbar) - Kunjungan tim safari ramadhan tingkat provinsi ke masjid maupun maupun surau di kabupaten/kota tentu suatu harapan yang dinantikan masyarakat. Bukan saja bertemu dengan pejabat pemerintah provinsi, tapi juga mendapatkan bantuan dan bahkan tak kalah penting dibalik kunjungan tim safari ramadhan ke daerah, tentulah melihat secara langsung keadaan masyarakat di berbagai bidang.Momentum memimpin rombongan tim safari ramadhan ke Agam, Wakil Gubernur Sumatera Barat Muslim Kasim menyempatkan untuk meninjau kelompok tani Rantiang Ameh di Jorong Batabuah, Agam. Kelompok tani itu, berhasil mengembangbiakan kambing peranakan Etawa atau yang lebih dikenal dengan Kambing PE.Kelompok tani itu tidak hanya menjual kambing pedaging semata, namun juga mengembangkan kambing perah (susu). Dalam sehari bisa menjual susu segar sebanyak 30 liter dengan harga Rp40.000/liter dan sudah dipasarkan ke daerah tetangga seperti padang, Pasaman bahkan sampai ke Pekanbaru Provinsi Riau."Kambing jenis ini sangat bagus dikembangkan di Sumbar, karena memiliki nilai jual yang bagus, untuk bibit unggul saja dijual seharga Rp800 ribu sampai Rp2,5 juta/ekor," kata Wagub Muslim Kasim saat melakukan penintauan ke kandang kambing tersebut.Bahkan, untuk pengembangan daging juga bagus, karena kambing ini cenderung melahirkan anak berpasangan, sehingga dalam setahun 40 ekor kambing dapat dijual dengan berat 50 Kg. Selain itu, susu dari kambing ini juga berkhasiat untuk mengobati bermacam-macam penyakit, di antaranya asma, paru-paru, tekanan darah tinggi, jantung dan lainnya. Wagub berjanji akan membantu menyosialisasikan dan mempromosikan kepada masyarakat banyak melalui dinas terkait untuk ke depannya.Selanjutnnya Muslim Kasim mengunjungi Nagari Simpang Tiga Lubuak Lunang yang sebagain masyarakatnya bekerja menanam tebu dan pembuat "gulo saka". Usaha ini sudah dilaksanakan secara turun temurun di nagari ini, bahkan salah salah seorang penduduk yang ditanyai sudah bekerja selama 40 tahun.Pembuatan "gulo saka" dimulai dari proses tebu yang sudah dipotong, kemudian diperas dalam tuas penggiling. Air tebu kemudian dimasukkan ke dalam wadah untuk dimasak di atas tungku berbahan bakar limbah ampas tebu sisa perasan. Proses memasak air tebu memakan waktu lebih dari lima jam. Selama itu pula, air tebu diaduk. Bila sudah waktunya, gula yang masih cair dimasukkan ke dalam batok kelapa yang berfungsi untuk mencetak gula."Usaha seperti ini harus tetap dipertahankan, karena sudah warisan turum menurun dan tergolong industri yang ramah lingkungan, tapi yang perlu dirubah adalah pola pikir yang mempengaruhi pola kerja para pembuat gulo saka," katanya.Jadi, bagaimana caranya agar "gulo saka" yang diproduksi itu bisa lebih laku di pasaran, sekarang saja sudah susah mencarinya. Mungkin dengan cara merubah bentuk "gulo saka" tersebut, atau kemasannya dibuat lebih higienis dan menarik, kemudian dijual ke pasar-pasar atau ke mini market dan mall-mall. Pemerintah melalui dinas terkait akan membantu untuk hal ini, mulai dari pemasaran dan pelatihan terhadap pembuat "gulo saka" itu sendiri, sehingga meningkatkan pendapatan dan penghasilan para petani tersebut, ungkap Wagub.Wagub juga terus memberikan bantuan ke mesjid-mesjid yang ada di Sumbar dalam rangka safari ramadhan pada 2014, kali ini mesjid Al-Muhsinin Tarok Kubang Duo Koto Panjang nagari Bukik Batabuah Canduang, Kabupaten Agam, turut hadir pada acara tersebut Bupati agam Indra Catri dan kepala SKPD Sumbar. Dalam kunjungannya, muslim kasim memberikan bantuan kepada mesjid tersebut berupa uang sebesar Rp20 juta, 30 buah Al-Quran dan 21 Al-Quran terjemahan.(rls/sir)
Berita Terkait
Dua ribu rumah terendam banjir di Tarusan Pesisir Selatan
Selasa, 7 Januari 2025 18:58 Wib
Pemkot Pariaman catat PAD pariwisata 2024 capai Rp807,7 juta
Selasa, 7 Januari 2025 17:05 Wib
BPBD: Sebanyak 1.089 kepala keluarga terdampak banjir Pesisir Selatan
Selasa, 7 Januari 2025 16:43 Wib
Seorang terdakwa Narkotika divonis mati Pengadilan Negeri Lubuk Sikaping
Selasa, 7 Januari 2025 14:55 Wib
BPS sebut hilirisasi solusi atasi penurunan nilai ekspor Sumbar
Selasa, 7 Januari 2025 14:18 Wib
Akhir Desember 2024,stunting Padang Panjang turun 9,49 persen
Selasa, 7 Januari 2025 14:07 Wib
Bunga bangkai setinggi 2,62 meter mekar di habitat rafflesia
Selasa, 7 Januari 2025 14:03 Wib
Pemkot Pariaman nilai makanan bergizi dukung penerapan 'full day school'
Selasa, 7 Januari 2025 13:51 Wib