Padang (ANTARA) -
Calon Gubernur dan Wakil Gubernur Sumbar, Epyardi Asda-Ekos Albar, punya cara cerdas untuk mencegah terjadinya aksi premanisme di provinsi itu, yaitu memasang kamera pengintai (CCTV) di objek wisata.
“Untuk menanggulangi masalah premanisme itu, bisa kita buat CCTV yang terintegrasi sehingga preman bisa dikontrol dan langsung bisa ditanggulangi,” ujar Ekos dalam Debat Publik Calon Gubernur dan Wakil Gubernur Sumbar yang digelar KPU Sumbar pada Rabu (13/11/2024) di Hotel Mercure Padang.
Ekos mengatakan hal itu untuk menjawab pertanyaan moderator tentang strategi pasangan calon gubernur dan wakil gubernur untuk memastikan agar setiap lokasi tujuan wisata terjaga keamanan dan kenyamanannya secara terkoordinasi dengan pemda kabupaten/kota. Moderator menyampaikan pertanyaan itu berkaitan dengan praktik premanisme dan pungutan liar di berbagai lokasi wisata di Sumbar belum dapat ditangani secara optimal sehingga dapat mengganggu kenyamanan para pengunjung.
Ekos mengatakan bahwa pemerintah daerah dapat mengalokasikan anggaran dana untuk membeli dan memasang kameran pengintai di tempat-tempat wisata. Menurutnya, jika ada kamera pengintai di tempat wisata, pariwisata akan menjadi lebih maju, pengunjung lebih aman, dan masyarakat sebagai penikmat juga akan menjadi lebih sehat dan sejahtera.
Cara lain yang disampaikan Ekos untuk mencegah terjadinya aksi premanisme ialah membentuk satuan tugas khusus yang menanggulangi masalah itu.
Sementara itu, menurut Epyardi, aksi premanisme terjadi karena pelakunya tidak puas dan tidak dilibatkan dalam mengambil kebijakan tentang objek wisata di tempat mereka. Di Kabupaten Solok, Epyaradi menyebut bahwa ia bermusyawarah pemuda yang ada di sekitar objek wisata dan memberikan mereka edukasi. Menurutnya, dengan melibatkan masyarakat di sekitar objek wisata dan memberikannya edukasi, merak menyadari bahwa objek wisata memberikan keuntungan bagi masyarakat sekitar tempat wisata karena wisatawan pasti berbelanja dan mengeluarkan uang di tempat wisata.
“Dengan bermusyawarah dengan mereka, mereka juga percaya dan mereka bisa menikmati keuntungan dari objek wisata sebagaimana yang saya lakukan di Kabupaten Solok. Kunjungan wisata sangat luar biasa sekarang. Dulu orang selalu punya pemikiran: Anda belum ke Sumbar kalau belum ke Bukittinggi. Sekarang berubah: Anda belum ke Sumbar kalau Anda belum ke Kabupaten Solok. Sering macet karena orang berwisata di Kabupaten Solok dan alamnya indah. Berkat kami menjadi bupati, Solok bangkit, Solok berjaya. Moto ‘Mambangkik Batang Tarandam’ alhamdulillah tercapai di Kabupaten Solok,” tutur Bupati Solok 2021-2024 itu.*